RASULULLAH Shalallaahu ‘Alahi Wasallam adalah orang yang paling banyak bersedekah dengan apa pun yang beliau miliki. Beliau tidak meminta lebih banyak dari apa yang diberikan Allah untuk beliau dan beliau juga tidak pernah memandang sedikit pemberian-Nya.
Tidaklah seorang pun meminta sesuatu yang beliau punya, baik sedikit maupun banyak, melainkan beliau akan memberikannya. Pemberian beliau itu ialah pemberian seseorang yang tidak takut akan kemiskinan. Bersedekah dan memberi hal yang paling disukai Rasulullah. Kebahagiaan dan kesenangan beliau dengan sesuatu yang diberikan kepadanya, lebih besar dari kebahagiaan orang yang menerimanya. Beliau ialah orang yang paling dermawan untuk suatu kebaikan. Tangan kanan beliau seperti angin yang berhembus. Bila seseorang memerlukan uluran tangan dan mendatangi beliau, beliau niscaya mendahulukan orang itu daripada diri beliau sendiri. Terkadang dengan memberinya makan, hadiah, atau dengan membeli sesuatu lalu memberikan barang tersebut sekaligus uangnya kepada si penjual.

Beliau juga terkadang meminjam sesuatu, lalu mengembalikannya lebih banyak, lebih baik, atau lebih besar. Beliau biasa membeli sesuatu dan memberi harga lebih tinggi dari harga barang. Beliau menerima hadiah dan membalasnya dengan yang lebih baik dan berlipat ganda sebagai suatu tindakan kasih sayang serta variasi dalam berbagai wujud sedekah dan kebajikan dengan segala kemungkinannya.

Beliau menyedekahkan apa pun yang beliau punya dengan kondisi dan dengan sabda beliau, hingga beliau memberikan segala yang ada, memerintahkan untuk bersedekah, dan menganjurkannya. Beliau mengajak dengan tindakan nyata dan sabda. Bila ada orang pelit dan kikir memandang beliau, niscaya kondisi beliau akan mendorongnya untuk memberi dan berinfak. Orang yang bersahabat serta bergaul dengan beliau dan melihat petunjuk beliau, pasti tidak akan mengekang jiwanya untuk berlaku dermawan dan kebajikan. Karena itulah, Rasulullah ialah orang yang paling murah hati, paling bersih jiwa, serta paling lembut perasaannya karena sedekah dan kebajikan memiliki pengaruh yang sangat besar untuk lapangnya hati.

Mu’adz bin Jabal r.a meriwayatkan bahwa Rasulullah bersabda, “Sedekah itu menghapus kesalahan sebagaimana air memadamkan api.“ (At-Turmudzi).

Ibnu Abbas r.a meriwayatkan:

“Rasulullah ialah manusia yang paling dermawan dan beliau sangat dermawan di bulan Ramadhan saat bertemu Jibril. Jibril menemui beliau setiap malam di bulan Ramadhan, Jibril mengajarkan Al-Qur’an, dan sungguh Rasulullah ialah manusia yang paling dermawan dengan kebaikan melebihi angin yang berhembus.” (Al-Bukhari dan Al-Muslim).

Jabir r.a meriwayatkan:

“Tidaklah pernah sama sekali Rasulullah diminta sesuatu, lalu beliau bersabda tidak.” (Muttafaq Alaihi).

Anas r.a meriwayatkan:

“Tidaklah Rasulullah diminta sesuatu atas keislaman, melainkan beliau akan memberikannya. Seseorang mendatangi beliau, lalu beliau memberikan domba padanya yang ada di antara dua gunung. Lantas orang tersebut kembali kepada kaumnya seraya berkata, ‘Wahai kaumku, masuklah kalian ke dalam Islam karena Muhammad itu memberikan sesuatu kepada orang tanpa takut akan kemiskinan.”‘ (HR Muslim).

Aisyah r.a meriwayatkan:

“Para shahabat menyembelih seekor domba, lalu Nabi bersabda, ‘Masih adakah sisanya?’ Aisyah berkata, ‘Tidak tersisa apa pun selain bahunya saja.’ Beliau bersabda, ‘Semuanya masih ada kecuali bahunya.” (At-Tirmidzi). Artinya, akan tersisa untuk kita di akhirat kelak, kecuali pundaknya saja.

Ibnu Jarir meriwayatkan bahwa Sahl bin Sa’ad berkata, “Seorang wanita mendatangi Nabi dengan membawa pakaian berupa mantel yang berbordir. Wanita itu lalu berkata, ‘Wahai Rasulullah, saya datang untuk memberikan pakaian ini pada Anda.’ Rasulullah mengambilnya dan memang beliau sangat memerlukannya. Kemudian mantel itu dilirik oleh salah seorang shahabat. Ia berkata, ‘Wahai Rasulullah, indah sekali mantel itu. Berikan mantel itu padaku.’ Beliau pun memberikannya.

Ketika Rasulullah telah pergi, para shahabat lain mencelanya seraya berkata, ‘Kau tidak bersikap baik saat melihat Rasulullah mengambil mantel pemberian wanita itu karena beliau sangat memerlukannya lalu kau memintanya. Padahal kau tahu, kalau Nabi tidak pernah menolak orang yang meminta pada beliau.’

‘Shahabat itu pun berkata, ‘Demi Allah, tidak ada yang mendorongku untuk melakukan hal itu melainkan karena aku berharap keberkahannya ketika telah dipakai oleh Rasulullah. Dan saya berharap mantel itu menjadi kain kafanku nanti.'”

Ibnu Mas’ud r.a meriwayatkan, “Nabi mengunjungi Bilal dan ia memiliki setumpuk gandum. Beliau bersabda, ‘Apa ini wahai Bilal?’

Ia menjawab, ‘Saya menyimpannya untuk para tamu Anda.’

Beliau bersabda, ‘Tidakkah kau takut ia hanya akan menjadi asap di neraka Jahanam? Infakkan wahai Bilal dan janganlah engkau takut miskin pada Zat Yang memiliki ‘Arsy’.” (HR Al-Bazzar dan Ath-Thabrani dari Abu Hurairah).

Sabda beliau, “Dan janganlah engkau takut miskin pada Zat Yang Memiliki ‘Arsy.” ialah sebagai wujud keyakinan dan kepercayaan kepada Allah, berprasangka baik kepada-Nya, dan bertawakal kepada-Nya diiringi dengan melakukan perantara dan usaha.

Abdullah bin Abbas r.a meriwayatkan bahwa Abu Dzarr berkata kepadanya, “Wahai keponakanku, saya pernah bersama Rasulullah dengan memegang tangan beliau. Beliau bersabda kepadaku:

‘Wahai Abu Dzarr, saya tidak ingin memiliki emas dan perak sebesar gunung Uhud lalu saya infakkan di jalan Allah kemudian saya meninggal pada saat ajalku tiba dengan meninggalkan sedikit harta.’ Saya bertanya, ‘Bagaimana dengan harta yang banyak?’ Beliau menjawab, ‘Wahai Abu Dzarr, saya memilih yang sedikit, sedangkan engkau memilih yang lebih banyak. Saya menginginkan akhirat, sedangkan engkau menginginkan dunia. Cukuplah bagimu harta yang sedikit saja.’ Beliau mengulanginya sebanyak tiga kali padaku.” (HR Ath Thabrani, Al-Bazzar, dan al-Haitsami).*/Hasan bin Ahmad Hammam, dari bukunya Terapi dengan Ibadah.


Rep: Hidcom
Editor: Admin Pendidikan Gratis..

Al-Qur’an sebagai Kalam Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad Shollallohu ‘Alaihi wa Alihi wa Shohbihi wa Sallam adalah sebuah pegangan penting bagi umat Islam sampai kapan pun. Ini terbukti dengan adanya firman Allah “إنَّا نَحْنُ نَزَّلْناَ الذِّكْرَ وَإنَّا لَهُ لَحَافِظُوْنَ”. Dari sini dapat diyakini bahwa al-Qur’an itu terjamin ke-orisinalnya oleh Allah sendiri. Berbeda dengan Kitab Allah yang lain yang mana sudah dirubah-rubah sepertihalnya Injil, Zabur dan Taurat.


Mushaf al-Qur’an Pra Utsman

Bagi kata (جمع القرآن) yang bermakna penghafalan al-Qur’an pada zaman Nabi Muhammad Shollallohu ‘Alaihi wa Alihi wa Shohbihi wa Sallam, itu adanya Nabi diberi wahyu dan Nabi langsung menghafalnya dan memahaminya. Ini sesuai dengan janjinya Allah “إنا علينا جمعه وقرآنه”. Ini disebabkan oleh adanya Nabi Muhammad bukanlah orang yang mampu untuk menulis dan baca. Karena pada zaman Nabi, rata-rata orang arab itu buta huruf. Dan hanya sedikit yang bisa menulis dan membaca. Keunggulan orang arab pada zaman ini berada dihafalan mereka. Bukan sedikit dari mereka yang hafal banyak syair arab. Dan mereka dianggap Alim (pintar) apabila mereka memiliki hafalan yang kuat. Begitu juga dengan Nabi Muhammad Shollallohu ‘Alaihi wa Alihi wa Shohbihi wa Sallam.

Setelah wahyu itu turun – yang mana terkadang turun hanya 1 ayat dan terkadang turun sebanyak 10 ayat sekaligus – Nabi langsung mengajarkan kepada para sahabat. Dan para sahabat juga langsung menghafalnya dan mengulang-ulangi hafalan mereka sampai benar-benar hafal. Mereka juga setelah mendapat ajaran dari Nabi pulang ke rumah mereka dan mengajarkannya kepada keluarga yang dirumah. Terdapat 3 riwayat hadis dari al-Bukhari tentang para sahabat yang hafal al-Qur’an. Mereka adalah Abdullah bin Mas’ud, Salim bin Ma’qal Mawla Abi Hudaifah, Mu’adz bin Jabal, Abu Ka’ab, Zaid bin Tsabit, Abu Zaid bin al-Sakkan dan Abu al-Dirda'.

Nabi juga menyuruh sebagian para sahabat yang terpilih untuk mengumpulkan al-Qur’an dalam bentuk tulisan. Dan Nabi juga mengajarkan mereka meletakkan ayat-ayat sesuai dengan surah-surahnya. Sahabat yang terpilih adalah Zaid bin Tsabit, Ubay bin Ka’ab, Mu’adz bin Jabal, Mu’awiyah bin Abi Sufyan dan keempat sahabat yang menjadi Khulafa’ al-Rasyidin (Abu Bakar, Umar, Utsman, Ali Radhiyallohu ‘Anhum.

Ditambah ada beberapa sahabat yang menulis al-Qur’an yang diajarkan oleh Nabi yang bukan sebuah perintah oleh Nabi. Mereka menulisnya di tulang, batu putih, pelapah kurma, lembar-lembaran kertas, pelana binatang angkutan, potongan-potongan kulit dan tulang kambing yang sudah kering. Ini berdasarkan riwayat seorang sahabat “كنا عند رسول الله صلعم نؤلف القرآن من الرقاع".

Perlu diketahui, wujudnya al-Qur’an seperti sekarang bukanlah hanya sebuah pengumpulan dan penyusunan berdasarkan pemikiran Nabi dan para sahabat. Akan tetapi adalah perintah dan wahyu dari Allah melalui Jibril ‘Alaihis Salam. Dan Jibril mengajarkan pada Nabi, lalu Nabi menunjukkan kepada sahabatnya untuk meletakkan pada tempatnya ayat tersebut sesuai dengan surah-surahnya.

Pengumpulan Dalam Bentuk Tulisan

Pertama, setelah Nabi Muhammad Shollallohu ‘Alaihi wa Alihi wa Shohbihi wa Sallam wafat, naiklah Sayyidina Abu Bakar Ash-Shiddiq Radhiyallohu ‘Anhu sebagai khalifah. Pada zaman ini, Islam menghadapi krisis yang sangat menyedihkan. Banyak dari kalangan muslim yang murtad pasca wafatnya Nabi. Belum lagi terdapat fitnah baru yaitu Musailamah al-Kadzzab yang menyatakan dirinya seorang nabi. Lebih-lebih lagi pada saat perang al-Yamaamah (اليمامة) di mana sebanyak 70 Hufadz yang agung tewas.

Disebabkan oleh krisis inilah, orang muslim mulai prihatin akan hilangnya al-Qur’an. Maka orang yang pertama memberi gagasan akan dikumpulkan dan ditertibkan al-Qur’an lalu dibukukannya adalah Sayyidina Umar Radhiyallohu ‘Ahnu. Umar mengusulkannya kepada Abu Bakar. Akan tetapi Abu Bakar tidak langsung menerima usulan tersebut, karena Rasulullah tidak pernah melakukannya. Sehingga Allah pun memberi petunjuk pada hati Abu Bakar untuk melaksanakan gagasan Umar ini. Maka dari itu Abu Bakar pun mengutus Zaid bin Tsabit untuk mengumpulkan al-Qur’an menjadi satu mushaf. Pada mulanya Zaid juga bingung sama seperti Abu Bakar. Akan tetapi Allah memberi pentunjuk seperti dengan Abu Bakar. Hasilnya, semua al-Qur’an yang dulunya tertulis dalam keadaan yang terpisah, akhirnya dapat dikumpulkan menjadi satu mushaf sebelum Abu Bakar meninggal. Sehingga Sayyidina Ali berkata “أعظم الناس أجرا في المصاحف أبو بكر رحمة الله على أبي بكر هو أول من جمع كتاب الله”. Pengumpulan ini disebut sebagai pengumpulan yang kedua.

Ada sebuah cerita yang menarik dalam proses Zaid mengumpulkan al-Qur’an. Pada saat itu, terdapat sebuah ayat di akhir surah al-Taubat:”لقد جاءكم رسول من أنفسكم عزيز عليه ما عنتم….” yang tidak dijumpainya kecuali dari Abi Khudzaimah. Di sini bukanlah berarti Zaid tidak hafal. Akan tetapi Zaid hafal, dan banyak sahabat yang sama hafal ayat ini, cuma konsep penulisan al-Qur’an oleh Zaid adalah menyatukan kedua bentuk pengumpulan, yaitu dengan bentuk tulisan yang tersebar di kalangan sahabat, dan hafalan yang beliau hafal serta para sahabat yang lain.

Mushaf al-Qur’an Zaman Utsman

Wilayah Islam sudah meluas. Para ahli Qur’an juga tersebar di beberapa kota untuk menyebarkan ajaran Islam. Orang-orang di kota-kota tersebut mengambil ajaran Qur’an dari ahli Qura’ yang ada di sana. Dari sini, terdapat beberapa jenis bacaan al-Qur’an yang sampai pada mereka yang mana perbedaan tersebut terjadi sebab berbedanya huruf yang turun pada mereka. Perkara ini terlihat pada saat mereka berkumpul di sebuah pertemuan dan sebagian kaget dengan beberapa jenis bacaan yang berbeda ini. Sedangkan kesemua bacaan ini sanadnya sampai pada Rasulullah Shollallohu ‘Alaihi wa Alihi wa Shohbihi wa Sallam.

Pada saat peperangan Armenia dan Azerbaijan oleh orang Irak sedang berjalan, di antara yang berperang di kedua peperangan tersebut adalah Hudzaifah bin al-Yamaan. Dia melihat banyak sekali perbedaan dalam jenis-jenis bacaan. Sampai ada yang mengkafirkan antara satu sama yang lain. Pada saat inilah Hudzaifah mengadap pada Utsman dan menceritakan apa yang dia lihat. Dia mengusulkan pada Utsman agar perselisihan ini segera dipadamkan dengan cara menyalin dan memperbanyak al-Qur’an yang telah dihimpun di masa Abu Bakar yang nantinya dikirimkan ke beberapa daerah kekuasaan kaum muslimin. Dengan demikian diharapkan agar perselisihan dalam soal tilawah al-Qur’an ini tidak berlarut-larut seperti yang terjadi pada orang Yahudi dan Nasrani.

Adapun kekhawatiran yang paling besar bagi kalangan sahabat adalah khawatir kalau terjadi tahrif dan tabdil al-Qur’an. Mereka semua sepakat untuk merombak mushafnya Abu Bakar dan diganti dengan mushaf yang memiliki bacaan yang pasti menurut satu jenis huruf. Maka Utsman pun mengutus Hafsah untuk mengambil mushaf Abu Bakar. Lalu Utsman mengirimkannya pada Zaid bin Tsabit, Abdullah bin Zubair, Said bin al-Ash, Abdul rahman bin Harits dan memerintahkan mereka untuk menganti mushaf tersebut sesuai dengan lisan Quraysh, sebab al-Qur’an diturunkan dengan lisan Quraysh[13]. Pada saat inilah ada istilah al-Qur’an Rasm Utsmani.

Jumlah yang diselesaikan oleh panitia penulisan Rasm Utsmani ada lima buah. Satu mushaf disimpan di Madinah yang nantinya dikenal dengan sebutan Mushaf al-Imam. Sedang yang empat lainnya dikirim ke Makkah, Syria, Basra dan Kufah.

Mushaf Pasca Utsman

Penulisan Utsmani adalah dengan memakai tulisan Kufi (seperti: القران). Tulisan kufi ini biasanya tidak bertitik dan berbaris. Akan tetapi ini tidak masalah karena rata-rata sahabat adalah orang yang fasih berbahasa Arab. Setelah Islam tersebar bukan hanya di Arab, maka umat Islam mengalami kesulitan dalam membaca tulisan al-Qur’an. Kalaupun ada yang mampu, akan tetapi sering salah membacanya akibat dari tidak adanya tanda baca yang memadai. Maka dari itu, timbulah gagasan dari Abu al-Aswad Al-Duwali zaman Mu’awiyah untuk memberi tanda dalam al-Qur’an dengan tinta yang berlainan warna dengan tulisan al-Qur’an. Tanda tersebut berupa titik [titik atas fathah, bawah katsrah dan kiri dammah kalau dua titik adalah tanwin]. Selanjutnya tanda-tanda bertambah dengan memberi titik pada huruf-huruf yang bertitik dengan warna tinta yang sama dengan penulisan al-Qur’an. Oleh Nasir bin Asim dan Yahya bin Ya’mur pada masa khalifah Abdul Malik bin Marwan. Penulisan ini dipakai mulai dari zaman Bani Umayyah sampai zaman Bani Abasiah. Khalil bin Ahmad al-Farihidhi mengubah sistem harakat yang mengunakan titik dengan sistem berbaris. Pergantian itu adalah dengan huruf alif kecil, wawu kecil dan ya kecil. Serta ada penambahan huruf sin kecil untuk syaddah. Selanjutnya pengembangan penulisan al-Qur’an mulai dari tanda wakaf, permulaan surah seperti namanya, Juz, Hizb dan lain-lain untuk memudahkan pembacaan al-Qur’an.

Sebelum diciptakannya mesin cetak, mushaf al-Qur’an disalin dengan tangan untuk memperbanyak mushaf bagi orang awam muslim. Ini berlangsung sampai abad ke 16 M. Setelah diciptakannya mesin cetak di Eropa, al-Qur’an untuk pertama kalinya dicetak di Hamburg, Jerman pada tahun 1694. Cetakan ini sangat membantu umat muslim memperbanyak mushaf al-Qur’an. Mushaf al-Qur’an yang pertama dicetak oleh kalangan muslim sendiri adalah mushaf edisi Malay Usman yang dicetak di St. Petersburg, Rusia pada tahun 1787 M. Setelah itu di Kazan pada tahun 1828, Iran 1838, Istanbul 1877.

Sebuah catatan sejarah yaitu pada tahun 1858, sebuah mushaf al-Qur’an yang diterbitkan oleh seorang orientalis: Fluegel. Mushaf ini sangat sistematis dan membantu para orientalis dalam mempelajari al-Qur’an. Akan tetapi edisi ini terdapat kecatatan BESAR, yaitu sistem penomorannya tidak sesuai dengan konsep baku yang telah disepakati yaitu konsep Utsmani. Abad ke 20 adalah abad mulainya percetakan al-Qur’an dilakukan oleh orang Islam sendiri dengan pengawasan yang sangat ketat dari golongan ulama untuk menghindari kesalahan cetak. Seperti Indonesia dengan Departemen Agama RI yang bernama Lajnah Pentashih Mushaf al-Qur’an.

Rep: Ngaji Yuk
Editor: Admin Pendidikan Gratis...
Buya Hamka berpesan bahwa seorang muslim haruslah memiliki pribadi yang berani, bersemangat, mandiri dan tidak selalu bergantung kepada orang lain. Beliau mengutip kisah yang sangat termasyur dari Abu Sa'id Al-Khudri r.a. diriwayatkan bahwa pada suatu hari Rasulullah SAW memasuki masjid. Tiba-tiba ada seorang pemuda yang sudah duduk lama di dalam masjid, pemuda itu bernama Abu Umamah. Rasulullah SAW bertanya kepadanya : "Wahai Abu Umamah, mengapa aku melihatmu duduk di masjid pada waktu-waktu di luar shalat?" Abu Umamah menjawab, "Aku sedang dilanda kesusahan dan dililit hutang-hutang wahai Rasulullah."

Rasulullah kemudian bersabda kepadanya, "Ketauhilah aku akan mengajarkan kepadamu ucapan yang apabila engkau mengucapkannya, maka Allah SWT akan menyingkirkan kesedihan dan membayarkan hutang-hutangmu. Ucapkanlah pada waktu pagi dan sore.

" اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ الْهَمِّ وَالْحَزَنِ وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ الْعَجْزِ وَالْكَسَلِ وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ الْجُبْنِ وَالْبُخْلِ وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ غَلَبَةِ الدَّيْنِ وَقَهْرِ الرِّجَالِ

"Allahumma inni a'udzubika minal hammi wal hazani wa a'udzubika minal 'ajzi wal kasali wa a'udzubika minal jubni wal bukhli wa a'udzubika min ghalabatiddaini wa qahrirrijali"
"Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada Engkau dari kegelisahan dan kesedihan. Aku berlindung kepada Engkau dari kelemahan dan kemalasan. Aku berlindung kepada Engkau dari sifat pengecut dan kikir. Dan aku berlindung kepada Engkau dari lilitan hutang dan kesewenang-wenangan manusia."

Kata Abu Umamah radhiyallahu 'anhu: "Setelah membaca do'a tersebut, Allah berkenan menghilangkan kebingunganku dan membayarkan lunas semua hutangku." (HR Abu Dawud 4/353) Doa ampuh yang diajarkan Nabi shollallahu ’alaih wa sallam kepada Abu Umamah radhiyallahu ’anhu merupakan doa untuk mengatasi problem hutang berkepanjangan.

Rep: Nasihat Iman
Editor: Admin Pendidikan Gratis...



Penyalahgunaan obat-obatan terlarang makin marak di berbagai negara di seluruh dunia, termasuk Indonesia. Masyarakat mengenalnya sebagai narkoba yang merupakan singkatan dari narkotika, psikotropika, dan bahan berbahaya lainnya.

Banyak pengguna obat-obatan ini yang awalnya tergoda merasakan kesenangan sesaat atau sebagai pelarian dari masalah yang dihadapi. Ketahuilah bahwa efek narkoba dapat merusak kesehatan secara fisik dan kejiwaan.

Risiko Gangguan Kesehatan
Bagai dua sisi mata uang, obat dapat bermanfaat dan sekaligus berbahaya bagi tubuh. Jika obat yang digunakan sesuai dengan instruksi dan di bawah pengawasan dokter, maka hasilnya dapat menyembuhkan. Sebaliknya, obat-obatan terlarang akan berbahaya jika dikonsumsi tanpa pengawasan dokter dan didasari tujuan yang tidak tepat.

Narkoba dapat mengganggu kondisi tubuh dan otak. Bahkan narkoba dapat memengaruhi kemampuan seseorang untuk menjalani hidup sehat dan mengambil keputusan yang benar. Pengaruh obat-obatan tersebut dapat berlangsung dalam jangka panjang.

Sebagai contoh, penyalahgunaan metamfetamina atau lebih dikenal sebagai sabu-sabu, opium, dan kokain, dapat menyebabkan berbagai efek buruk, termasuk perilaku psikotik, kejang-kejang, dan bahkan kematian akibat overdosis.

Sementara itu, efek jangka pendek ekstasi dapat menyebabkan dehidrasi, ketidakseimbangan elektrolit hingga menyebabkan penggunanya mengalami kejang-kejang, serangan panik, halusinasi, sakit pada dada dan perilaku agresif. Jika digunakan dalam jangka panjang dapat merusak otak.

Golongan obat-obatan asam gamma-hidroksibutirat dan rohypnol dapat mengakibatkan efek sedatif, kebingungan, kehilangan ingatan, perubahan perilaku, koordinasi tubuh terganggu dan menurunnya tingkat kesadaran. Pada dosis tinggi, obat ini dapat menyebabkan kejang, koma, dan kematian.

Penggunaan mariyuana atau ganja dapat menyebabkan efek samping halusinasi, muntah, peningkatan tekanan darah dan denyut nadi, gangguan kecemasan, kebingungan serta paranoia. Efek jangka panjang mariyuana adalah gangguan mental seperti depresi, skizofrenia dan gangguan kecemasan.

Konsumsi narkoba secara berulang dalam jangka panjang akan memicu perubahan pada sel saraf dalam otak, yang kemudian mengganggu komunikasi antar sel saraf. Bahkan setelah konsumsi dihentikan, efek tersebut akan memakan waktu untuk hilang.
Gangguan Kualitas Hidup
Saat seseorang mulai mengonsumsi narkoba, terdapat kemungkinan besar untuk mengalami kecanduan. Makin lama, pengguna akan membutuhkan dosis yang lebih tinggi demi dapat merasakan efek yang sama. Ketika efek narkoba mulai hilang, pengguna akan merasa tidak nyaman akibat munculnya gejala putus obat dan akan ingin kembali memakainya.

Narkoba yang larut di dalam tubuh akan dialirkan melalui darah ke seluruh tubuh, termasuk ke otak. Efek dari obat-obatan bergantung kepada jenis yang dikonsumsi, dosis, durasi pemakaian, dan ukuran tubuh orang yang mengonsumsinya.

Selain berpengaruh pada tubuh, ketergantungan narkoba juga dapat menyebabkan hal-hal yang mengganggu kualitas hidup seseorang. Misalnya pencadu rentan mengalami masalah di kantor, sekolah atau keluarga, kesulitan keuangan, hingga berurusan dengan pihak kepolisian karena melanggar hukum.

Seorang pecandu juga lebih rentan mengalami infeksi menular seksual, kecelakaan, dan melakukan usaha untuk bunuh diri akibat di bawah pengaruh obat.
Membidik Semua Kalangan
Kecanduan narkoba dapat dialami oleh siapa saja, tanpa memandang usia, jenis kelamin, atau status ekonomi. Namun ada beberapa karakteristik yang lebih berisiko. Misalnya seseorang yang memiliki riwayat keluarga pecandu, memiliki gangguan kesehatan mental, seperti depresi atau stres setelah mengalami kejadian yang traumatis yang tidak teratasi. Selain itu, kurangnya keharmonisan hubungan dalam keluarga juga dapat menjadi faktor pemicu.

Remaja bisa rentan terhadap godaan untuk mencoba narkoba. Sebagian dari mereka termakan oleh anggapan bahwa mengonsumsi narkoba dapat membuat mereka menjadi lebih populer, mampu berpikir lebih baik, bergerak lebih aktif, atau memiliki stamina yang lebih kuat. Namun hal ini keliru mengingat potensi kecanduan dan efek samping obat-obat narkoba.

Sebagian lagi menganggap narkoba dapat menjadi pelarian dari permasalahan yang dihadapi. Namun sebenarnya, narkoba bukan hanya tidak menyelesaikan masalah tapi menambah. Saat pengaruh obat itu hilang, apa pun masalah dan perasaan yang dirasakan akan tetap ada. Narkoba justru dapat merusak kondisi tubuh dan berbagai aspek dalam kehidupan seseorang.

Segera Hentikan

Penggunaan obat-obatan terlarang harus segera dihentikan. Makin cepat pengguna mendapatkan pertolongan, maka makin cepat proses pemulihannya. Konsultasikan kepada dokter yang menangani kasus kecanduan obat atau segera lakukan rehabilitasi narkoba. Cari pertolongan darurat jika Anda atau seseorang yang Anda ketahui mengonsumsi obat-obatan terlarang mengalami hal-hal berikut ini.

    Penurunan tingkat kesadaran.
    Sulit bernapas.
    Kejang.
    Merasa tekanan atau sakit pada dada.
    Kemungkinan overdosis.
    Gangguan fisik atau psikologis lain setelah penggunaan obat.

Narkoba bukanlah jawaban atas permasalahan dalam hidup. Obat-obatan terlarang ini justru dapat merusak tubuh pengguna dan hubungannya dengan orang di sekitar. Waspadai diri Anda dan keluarga karena sebagian besar kasus kecanduan narkoba diakibatkan oleh coba-coba.


Rep: Alodokter
Editor: Admin Pendidikan Gratis....

Tak bisa dipungkiri, Bahwa Doa Orang Tua Adalah Modal Terbesar Kesuksesan Seorang Anak, Kesuksesan yang dicapai oleh seseorang tak biaa lepas dari peran orang tua. Terutama doa mereka. Ya, doa orang tua adalah doa yang paling mustajab, terutama doa seorang Ibu, karena doa dari mereka untuk anaknya bisa menembus langit, entah doa baik ataupun buruk.

Mungkin sebagian orang masih tidak sadar bahwa kemungkinan kesuksesan-kesuksesannya selama ini adalah buah dari doa orang tua kepada Allah tanpa ia ketahui. Dan seorang ibu itu tanpa disuruh pasti akan selalu mendoakan anaknya di tiap nafasnya kala bermunajat kepada Allah. Tapi seorang anak belum tentu selalu berdoa untuk orang tuanya.

Barangkali juga kita suka mengeluh tentang sifat buruk orang tua, entah karena ibu nya cerewet, suka ikut campur, suka nyuruh-nyuruh, tidak gaul dan lain sebagainya. Jika seperti ini maka tragis. Kenapa tragis? Karena terlalu fokus dengan secuil kekurangan orang tua dan melupakan segudang kebaikan yang telah diberikan kepada kita selama ini.

Di luar sana mungkin ada orang-orang di pinggir jalanan, di bawah kolong jembatan dan di tempat lainnya mereka juga suka mengeluh, tapi yang mereka keluhkan ialah bukan karena sifat orang tua mereka, tapi mereka mengeluh karena mereka tidak punya lagi orang tua.

Bersyukurlah jika masih mempunyai orang tua. Jika ingin tahu rasanya tidak punya orang tua, coba tanyakan kepada mereka yang salah satu orang tuanya telah tiada. Mungkin perasaan mereka sangat sedih dan kekurangan motivasi dalam hidup.

Coba bayangkan jika kita tidak punya orang tua, ketika kita akan pergi ke luar rumah untuk sekolah atau bekerja, tidak ada lagi tangan yang bias kita cium. tidak ada lagi makanan yang tersedia di meja makan saat kita pulang. ketika hari lebaran rumah terasa sepi dan lebaran terasa tanpa makna.

Suatu ketika saya pernah mendapati seorang tetangga ketika menyiram tembakau berkata pada anaknya sambil meneteskan air mata: "Semoga melaratmu saya saja yang tanggung nak, semoga hidupmu dimudahkan oleh Allah."

Doa orang tua seperti diatas sebenarnya tipikal saja, alias biasa dan lumrah. Hanya saja, ketika kisah ini diceritakan sendiri oleh anak miskin dan mempunyai masa lalu kelam hinggak akhirnya mencapai kesuksesan pada masa kininya maka kisah ini akan memiliki getaran yang berbeda. Sangat mengharukan.

Modal utama kesuksesan seorang anak adalah Doa orang tuanya. Jika kita adalah orang tua, jangan pernah bosan bosan untuk mendoakan anak-anak kita. Kalau kita adalah anak, jangan sekali kali anggap remeh peran doa orang tua kita. Kalau kita sudah sukses, yakinilah bahwa dalam kesuksesan kita ada doa orang tua sebagai ruh kesuksesan itu sendiri. Lalu, sudahkah kita berbuat sesuatu untuk orang tua kita?

Anak tetangga yang saya ceritakan diatas, Hanya punya 2 stel baju dan celana, sepatunya sepatu rusak dan itupun cuma sepasang saja. Anak tersebut selalu tersenyum walau hidupnya pun tak punya masa depan yang jelas. Satu-satunya penguat semangatnya adalah suara orang tuanya yang selalu terngiang di telinganya: "semoga cukup saya saja yang melarat, semoga engkau bahagia."

Ketika anak tersebut sudah beranjak dewasa, Ada seorang ulama besar yang ingin menjadikannya menantu. Semua tetangganya mencibirnya dan berkata: "kok memilihnya jadi menantu, apa yang bisa diharapkan, dia takkan bisa membuat bahagia."

Sang calon mertua tak bertanya pekerjaan dan penghasilannya. Bertanya masalah duniawi hanya menjadi penghinaan ketika melihat fakta pakaian dan celananya jauh dari kata sederhana, terlihat beberapa bekas jahitan cukup banyak.

Pertanyaan mertuanya hanya satu: "apa kamu bisa ngaji nak?" Dijawabnya dengan anggukan kecil." Lalu dinikahkanlah dia dengan putrinya yang taat kepada orang tua.

Masya Allah, Mertua yang sangat wira'i, mendahulukan pertimbangan agama dalam mencari menantu.

Saat ini anak tetangga saya itu menjadi lelaki yang diberkahi Allah. Harta yang dimilikinya bisa dikatakan lebih dari cukup, punya anak shalih shalihah dan kehidupan yang damai bahagia.


Rep: Kurir Imfo
Editor: Admin Pendidikan Gratis...
JIKA kita amati, mengapa penyakit di zaman dahulu tidak separah dan tidak seberat manusia modern. Apa sebab?
Ternyata jawabannya terletak pada seberapa sederhana seseorang mengkonsumsi makanan hariannya.

Hal ini sebenarnya telah dicontohkan oleh Baginda Rasulullah sallallahu ‘alaihiwasallam. Beliau begitu sederhana dalam urusan makanan yang beliau konsumsi yang akhirnya membuat beliau menjadi manusia yang sangat sehat, baik secara fisik maupun secara qolbu.

Hal ini sebenarnya dapat kita praktekkan dalam kehidupan sehari-hari, artinya kesederhanaan seseorang dalam mengkonsumsi makanan hariannya lah yang menenetukan sedikit banyak penyakit, yang kalaulah itu menjadi takdir untuknya, meski hal ini belumlah menjadi faktor penentu 100 persen.

Namun, jika kita mencontoh Rasulullah, ya benar sekali, beliau tak pernah kenyang selama hidupnya, bahkan beliau lebih banyak dan lebih sering lapar daripada kenyang atau kekenyangan, karena memang salah satu penyebab lemahnya iman seseorang adalah banyaknya makanan.

Yah, percaya, wisata kuliner dan berbagai ragam makanan masa kini plus dengan berbagai bahan-bahan sintetik didalamnya, sangat mengundang selera manusia untuk mengkonsumsinya, tapi sebenarnya insan yang bijak adalah insan yang memperhatikan sekali apa yang masuk ke dalam perutnya, sehingga semakin sederhana makanan yang ia konsumsi dan semakin alami, maka semakin kecil peluang ia mendapatkan sakit yang berat.

Jadi ya, jangan tanya kenapa banyak mengalami keluhan dan sakit sakit yang sedikit banyak menganggu aktifitas sehari-hari jika yang dikonsumsi adalah makanan “sampah” atau makanan minuman yang memang tidak layak masuk ke dalam tubuh manusia.

Tinggal kita sendiri yang menilai, selama ini lebih banyak kita makan untuk memenuhi hawa nafsu lebih dominan atau justru makan benar benar hanya sekedar memuaskan lidah, bahasa sederhananya, enak di mulut, sampah di perut.*

Rep: Hidcom
Editor: Admin Pendidikan Gratis...
Pada dasarnya, pendidikan sangat penting untuk dilakukan. manfaat pendidikan dapat memberikan banyak kegunaan, lalu apa saja manfaat pendidikan tersebut?

1. Memberikan Informasi dan Pemahaman

Manfaat pendidikan pertama adalah untuk meningkatkan serta memberikan informasi serta pemahaman terhadap ilmu pengetahuan secara menyeluruh kepada setiap anggota didik. Hal ini merupakan salah satu hal yang paling penting dan merupakan tujuan serta manfaat utama dari pendidikan. Dengan adanya pendidikan, maka setiap peserta didik akan dibantu dalam memahami dan mengenal berbagai macam ilmu pengetahuan yang terus berkembang.

2. Menciptakan Generasi Penerus Bangsa

Manfaat pendidikan yang kedua adalah mamp untuk menciptakan generasi penerus bangsa yang expert atau ahli dalam berbagai bidang. Hal ini berhubungan dengan tersedianya berbagai macam jenjang pendidikan dan juga penjurusan yang ada, sehingga dapat membantu melahirkan banyak sekali generasi muda yang berguna bagi banyak orang sesuai dengan disiplin ilmu yang dipelajari.

3. Memperdalam Suatu Ilmu Pengetahuan

Selain dapat membantu menciptakan generasi bangsa yang baik dan cerdas, pendidikan juga dapat bermanfaat bagi seseorang yang sedang ingin memperdalam suatu disiplin ilmu tertentu. biasanya manfaat ini akan sanga terasa bagi mereka yang mengabdikan dirinya menjadi peneliti dari suatu disiplin ilmu, dan bertekad mengembangkan ilmu pengetahuan tersebut.

4. Gelar Pendidikan untuk Karier

Pentingnya untuk mendapatkan gelar yang nantinya berguna untuk keperluan karier di masa yang akan datang. Meskipun gelar bukanlah segalanya, namun demikian untuk mendapatkan jenjang karier yang memuaskan, gelar dari bidang atau disiplin ilmu tertentu sangatlah penting. Gelar akan menunjukkan keahlian seseorang, terutama dalam bidang pekerjaan dan juga pengembangan karier individu.

5. Membentuk Pola Pikir yang Ilmiah

Pola pikir antara mereka yang menempuh pendidikan dan yang tidak pernah menempuh jenjang pendidikan pastilah akan berbeda. Dunia pendidikan memungkinkan seseorang memiliki jalan dan pola pikir yan gilmiah, yaitu terstruktur dan berdasarkan fakta-fakta yang ada.

6. Mencegah Terbentuknya Generasi yang “Bodoh”

Mungkin agak sedikit kasar, namun seperti inilah kenyataannya. Dunia pendidikan sangat baik manfaatnya untuk mencegah terjadinya pembodohan. Dengan adanya pendidikan, maka individu akan semakin memahami hal apa saja yang baik dan juga benar, sehingga dapat mencegah berbagai macam tindakan-tindakan bodoh, yang dapat merugikan banyak pihak.

7. Menambah Pengalaman Peserta Didik

Manfaat pendidikan lainnya adalah mampu untuk meningkatkan pengalaman-pengalaman bagi para individu dan juga peserta didik. Hal ini tentu saja dapat membantu seseorang untuk bekerja lebih baik lagi, sesuai dengan pengalaman yang sudah pernah mereka peroleh di bangku pendidikan.

8. Mencapai Aktualisasi Diri

Aktualisasi diri merupakan tingkatan tertinggi yang bisa dicapai oleh manusia, dimana dalam aktualisasi diri, seseorang sudah memilki banyak sekali pengalaman-pengalaman dan juga sudah mampu untuk mengaktualisasikan dirinya. Dengan pendidikan, maka tingkatan aktualisasi diri ini akan tercapai pada diri individu.

9. Mencegah Terjadinya Tindak Kejahatan

Dengan adanya pendidikan, maka seseorang akan memahami apa yang baik dan juga apa yang salah. Hal ini tentu saja akan berpengaruh dan juga bermanfaat untuk mencegah terjadinya tindak kejahatan.

10. Mengajarkan Fungsi Sosial Dalam Masyarakat

Tidak hanya mengajarkan pemahaman mengenai suatu disiplin ilmu tertentu, pendidikan jga mengajarkan mengenai interaksi sosial dalam masyarakat. Hal ini tentu saja akan membantu seseorang memahami fungsi-fungsi sosial yan gharus diterapkan di dalam masyarakat untuk menjadi individu yang berguna bagi bangsa dan Negara.

11. Meningkatkan Produktivitas

Dengan semakin tingginya pegalaman dan juga tingkat pendidikan dari seseorang, maka hal iniakan berpengaruh pula terhadap kondisi produktivitas dari individu itu sendiri. Menjadi individu yang produktif adalah menjadi individu yang mampu menghasilkan sesuatu, tidak hanya uang, melainkan dapat berguna bagi siapa saja yang membutuhkan.

12. Mengoptimalkan Talenta Seseorang

Setiap orang dipercaya lahir dengan beragam talenta. Kalaupun memang tidak, di dalam dunia pendidikan terdapat kesempatan bagi semua orang untuk mengetahui dan juga mengembangkan talenta yang dimiliki. Dengan adanya pendidikan, maka talenta atau bakat serta minat yang dimiliki oleh seseorang dapat berkembang secara optimal dan dapat dimanfaatkan untuk kepentingan orang banyak.

13. Membentuk Karakter Bangsa

Manfaat pendidikan selanjutnya adalah untuk membentuk karakter bangsa yang bermartabat dan juga bermoral. Sejalan dengan tujuannya, pendidikan juga harus bermanfaat untuk meningkatkan dan juga membentuk karakter dari bangsa yang bermartabat dan juga bermoral baik. Hal ini tentu saja akan sangat berpengaruh terhadap kemajuan dari Negara kita.

14. Memperbaiki Cara Berpikir Individu

Seiring dengan bertambahnya pengalaman dan juga tingkat pendidikan yang sudah ditempuh oleh individu,, maka hal ini tentu saja akan sangat berpengaruh terhadap cara berpikir individu. cara berpikir dan analisa yang dilakukan oleh seseorang akan meningkat dan menjadi lebih baik lagi.

15. Meningkatkan Taraf Hidup Manusia
sponsored links

Pendidikan juga bermanfaat untuk meningkatkan taraf hidup seseorang, dimana mereka yang sudah pernah mengenyam pendidikan akan lebih memilki rasa saling menghargai.

16. Membentuk Kepribadian Seseorang

Manfaat penting lainnya dari pendidikan adalah mampu untuk membentuk kepribadian seseorang. Beberapa kepribadian yang terbentuk di dalam diri seseorang memang sangat dipengaruhi oleh kualitas dan juga tingkatan pendidikan yang sudah pernah ditempuh oleh individu.

17. Mencerdaskan Anak-anak Bangsa

Manfaat berikutnya, pendidikan sangat penting untk mencerdaskan berbagai anak-anak bangsa, terutama mereka yang sedang mengenyam pendidikan dasar, harus melalui proses pendidikan dengan baik dan benar, agar terbentuk generasi bangsa yang cerdas.

18. Menjamin Terjadinya Integrasi Sosial

Pendidikan juga dapat meningkatkan integritas sosial. Hal ini berhubungan dengan meningkatnya pemahan mengenai fungsi – fungsi sosial yan gada di dalam masyarakat, sehingga dengan terbentuknya integritas sosial, maka akan terbentuk pula Negara yang sejahtera.

19. Meningkatkan Kreativitas

Dengan menempuh jenjang – jenjang pendidikan, maka hal ini dapat membantu seseorang untuk mengembangkan dan juga meningkatkan kreativitas. Hal ini tentu saja amat berguna bagi individu itu sendiri dan juga pastinya dapat berguna bagi kehidupan masyarakat luas.

20. Menciptakan Anak-anak Bangsa yang Cerdas

Manfaat pendidikan yang terakhir adalah untuk menciptakan anak-anak bangsa menjadi anak yang cerdas, tidak mudah untuk dipengaruhi, serta memiliki nilai-nilai moral dan integritas yang tinggi, sehingga dapat memajukan dan turut serta dalam membantu pembangunan Negara.

Rep: Pendidikan
Editor: Admin Pendidikan Gratis...
Suatu ketika Ali bin Abi Thalib baru saja pulang dan berkata kepada istrinnya, Fatimah az zahra, "wahai wanita yang mulia apa kamu mempunyai makanan untuk suamimu ini?", Fatima berkata "demi Allah aku tidak mempunyai sesuatu (makanan apapun), tetapi ada enam dirham (uang perak) hasil kerjaku dan salman (al-farisi) memintal bulu-bulu domba milik orang yahudi, rencanannya akan aku belikan makanan untuk Hasan dan Husain!
begitulah keadaan Fatimah az zahra, putri kesayangan Rasulullah saw itu dan keluargannya, sebenarnya kalau saja mereka mau, mudah saja bagi mereka untuk mengumpulkan harta dan hidup bergeliman kemewahan dunia, tetapi seperti halnya Rasulullah saw, mereka memilih untuk zuhud dalam kehidupan dunia ini, tidak jarang Fatima dan Ali bekerja menimbah air untuk menyiram kebun kurma milik orang-orang yahudi, memintal bulu-bulu domba, memilah-milah kurma dan lainnya, inilah gambarang seorang wanita, yang Nabi saw perna bersabda, "penghulu kaum wanita adalah Fatimah az zahra!!"
mendengar jawaban istrinya itu Ali berkata "biar aku saja yang membeli makanan itu"
maka Fatimah menyerahkan uang enam dirham itu kepada suaminnya, yang segera saja pergi meninggalkan rumah, tetapi di dalam perjalanan untuk membeli makanan itu, Ali bertemu seorang laki-laki yang berkata "siapakah yang mau meminjami Tuhan Yang Maha Pengasih, Dzat yang selalu menepati janji??"
tanpa pikir panjang, Ali menyerahkan uang enam dirham hasil kerja istrinya itu kepada laki-laki itu, ia bukan tidak ingat kalau keluargannya sedang kelaparan, terutama kedua anaknya yang masih kecil, tetapi demikian memang didikan dan contoh yang diberikan Rasulullah saw bagi umumnya orang munkin tidak mengapa jika mengurangi kadar atau kualitas dari yang di contohkan Nabi saw, sebatas kemampuan masing-masing tetapi tidak bagi Ali. sejak belita ia diasuh Nabi saw, bahkan kemudian di nikahkan dengan putri kesayangan beliau, kaluia bergeser terlalu jauh dari didikan Nabi saw tentulah telah menjadi kesalahan besar baginnya.
setelah itu Ali segerah kembali ke rumah dan Fatimah menyambutnya dengan menangis ketika melihatnya tidak membawa apa-apa, Ali berkata "wahai wanita mulia mengapa engkau menangis??
Fatimah berkata "wahai Ali engkau pulang tampa membawa sesuatu ??
Ali berkata "wahai wanita mulia aku memimjamkan uang itu kepada Allah!!
tampa penjelasan lebih banyak, maklumlah Fatimah apa yang terjadi, maka ia berkata "sungguh aku mendukun sikapmu itu!!
tidak tahu lagi apa yang harus dilakukan, Ali segera keluar rumah dengan maksud menemui Nabi saw. tetapi ditengah perjalanan ia bertemu seorang badui yang sedang menuntung seekor unta, sibadui yang tidak ia kenalnya itu berkata"wahai Abu Hasan belilah Unta ini!
Ali berkata aku tidak mempunyai uang
si Badui itu berkata lagi "belilah dengan tempo (pembayaran di belakang)
Ali berkata berapa??
"seratus dirham" kata si Badui itu
"baiklah, kata Ali kubeli seratus dirham dengan tempo"
si Badui menyerahkan untannya kepada Ali dan berlalu pergi, Ali tidak tahu apa yang harus dilakukan dengan untannya itu, tetapi ia menungtunnya begitu saja, tetapi belum jauh berjalan tiba-tiba saja muncul seorang Badui lain menhampirinnya dan berkata wahai Abu Hasan apa engkau mau menjual unta ini?
tampa pikir panjan Ali berkata ya!!
berapa??
tiga ratus dirham "kata Ali"
baiklah saya beli tiga ratus dirham!!
kemudian si Badui yang tidak di kenalinnya itu membayar kontang tigaratus dirham dan membawa pergi unta tersebut, Ali sangat gembira, segera ia membeli beberapa bahan makanan untuk keluargannya kemudian pulang, kali ini Fatimah menyambutnya dengan terseyum, dan berkata wahai Abu Hasan, apa yang terjadi kali ini??
dengan gembira Ali berkata "wahai putri Rasulullah, kubeli unta seharga seratus dirham dengan tempo, dan kujual lagi dengan kontan seharga tigaratus dirham!!
Fatimah berkata "aku mendukung sikapmu itu!!
berapa lama kemudian, Ali pergi menemui Rasulullah saw dengan niat sebelumnya, begitu ia masuk masjid Nabi saw tersenyum kepadannya dan bersabda wahai Abu Hasan, engkau yang bercerita atau aku saja yang bercerita??
tanpa tau maksudnya Ali berkata wahai Rasulullah saw  engkau saja yang bercerita
Nabi saw bersabda, "bahagialah engkau Abu Hasan, enkau telah meminjamkan enam dirham kepada Allah maka Allah memberimu tiga ratus dirham, setiap dirhamnya di balas dengan lima puluh kali lipatnya, orang Badui yang pertama menemuimu adalah malaikat Jibril, sedankan yang kedua adalah malaikat Mikail!!
malaikat-malaikat yang membantu manusia, tentunya atas seijin dan perintah Allah swt, munkin tidak hannya terjadi pada Rasulullah saw, dan para sahabat beliau seperti kisah di atas atau juga pada perang Badar, Hunain dan beberapa peristiwa lainnya,bisa saja itu terjadi di antara kehidupan kita sehari-hari bisa dalam bentuk seorang yang tidakdi kenali, yang memberikan bantuan seperti peristiwa yang dialami  oleh Ali bin Abi Thalib, atau mungkin seseorang yang dikenali memberi bantuan, hanya saja Allah memerintahkan malaikat untuk menyerupai diri dengan orang tersebut untuk memuliakannya, sepertiyang terjadi pada seorang tabi'in barnama Abdullah bin Mubarok, wallahu A'lam.

Rep: Kisah Islami
Editor: Admin Pendidikan Gratis...

Seorang Ulama dan guru saleh, mengisi berbagai waktunya dengan bekerja sebagai pedagang. Suatu ketika ia membeli madu seharga 30,000 dirham untuk mengisi persedian barang dagangannya yang telah menipis.
keesokan harinya ternyata harga medu meningkat derastis hingga dua kali lipatnya, sang penjual jadi menyesal telah melepaskan (menjual) pada hari sebelumnya itu, tetapi pennyesalan selalu datang terlambat, mana mungkin untuk membatalkan sedangkan uangnya telah ia terima, dan barang-barangnya telah di bawa oleh pembeli, (guru yang saleh itu), sedih dan penyesalan itu begitu menggelayuti pikirannya, sehingga mengundang perhatian teman-temannya.
setelah mengetahui permasalahannya, salah seorang temannya yang sangat mengenal ahlak guru yang saleh(san pembeli madu itu), berkata "besok pagi datanglah sholat subuh bersama guru yang saleh, san pembeli madu itu menuruti saran temannya itu, dengan membawa uang 30,000 dirham, setelah beliau selesai sholat dan berdoa "mendekatlah dan berkata: saya menyesal telah menjual maduku itu pada tuan itu saja, jangan ditambah dan dikurangi, insyaAllah engkau tidak akan mengalami kerugian sedikitpun"
ia menuruti saran temannya, usai sholat dan berdoa ia segera menghadap pada sang guru dan berkata"wahai tuang guru saya menyesal telah mengjual maduku pada tuang"!!
guru yang saleh itu memandangnya sesaat dan berkata kepada pembantunnya/pegawainya, "bangunlah, dan kembalikan madu yang kita beli itu kepada orang ini!!
sang penjual sangat gembira dan mengembalikan uang 30,000 dirham yang telah diterimannya itu salah satu jamaah yang hadir ada yang berkata, "wahai tuang guru, sejak kemarin harga madu meningkat dua kali lipatnya, mengapa hannya di kembalikan begitu saja ??
sang guru berkata "mengapa tidak"?? sunggu aku telah mendengar Rasulullah saw bersabda: barang siapa yang mau membatalkan pembeliannya pada orang yang menyesal dalam penjualannya, maka Allah akan memaafkan dosa-dosanya di hari kiamat kelak, tidaklah sepantasnnya aku membeli manfaatnya Allah atas dosa-dosaku dengan (calon keuntunnganku) 30,000 dirham sedang sedikitpun aku tidak di rugikan??" 


Rep: Kisah Islami
Editor: Admin Pendidikan Gratis...
pada saat kiamat nanti, empat glongan yang dipastikan masuk surga tampa hisab, dihadirkan di pintu surga. mereka itu adalah orang alim (ulama) yang mengamalkan ilmunnya. orang yang beribada haji yang tidak melakukan perbuatan merusak di dalam dan setelah hajinya mabrur. orang yang mati syahid, terbunuh di jalan Allah swt,iklas semata-mata mengharap ridho Allah. dan yang terakhir adalah orang dermawan, yang mencari harta dengan jalan halal dan mengimfakkannya di jalan Allah tampa riya'.
masing-masing golongan tersebut untuk masuk surga terlebih dahulu, masing-masing dari mereka beranggapan bahwa mereka lebih utama dari kelompok lainnya. karena tidak ada yang mengalah, maka Allah mengutus malaikat jibril untukmemberi keputusan diantara mereka. jibril menemui kelompok orang yang mati syahid dan berkata "apa yang kalian kerjakan sehingga kalian beranggapan bahwa kalian berhak memasuki surga terlebih dahulu!!!"
mereka berkata,"dari siapakah kalian dengar besarnya pahala mati syahid, sehingga berhak masuk syurga terlebih dahulu?"
mereka berkata, "dari para Ulama!!!"
jibril berkata,"jagalah sopan santun, jangan kalian mendahului guru kalian!!!"
kemudian jibril menemui kelompok orang berhaji mabrur, dan berkata,"apa yang kalian kerjakan sehingga kalian beranggapan bahwa kalian berhak memasuki surga terlebih dahulu!!!"
mereka berkata,"kami melaksanakan ibadah haji dan selalu menjaga diri dari segala sesuatu yang merusak haji kami, yakni kami berhaji mabrur!!!"
jibril berkata,"dari siapakah kalian mendengar besarnya pahala haji mabrur, sehinggah merasa berhak masuk surga terlebih dahulu?"
mereka berkata,"dari para Ulama!!!"
jibril berkata," jagalah sopan santun, jangan kalian mendahului guru kalian!!!"
malaikat jibril menemui kelompok kaum dermawan, dan berkata," apa yang kalian kerjakan sehingga kalian beranggapan bahwa kalian berhak masuki surga terlebih dahulu!!!"
mereka berkata,"kami selalu mencari harta dengan jalan yang halal, dan mengimfakkan ke jalan Allah, iklas semata-mata mencari keridhoan Allah, tampa disertai riya'?
jibril berkata," dari siapakah kalian mendengar besarnya pahala dari apa yang kalian kerjakan itu, sehingga berhak masuk surga terlebih dahulu?"
mereka berkata,"Dari para Ulama"
maka malaikat jibril berkata,"jelas sudah, kalian para Ulama, silahkan masuk surga terlebih dahulu!!!"
tetapi kaum ulama itu berkata,"ya Allah kami tidak bisa menghasilkan dan mengamalkan Ilmu, karena dengan kelapangan hati dan kebaikan para dermawan!!!"
maka Allah berfirman," benar ketaatan kalian wahai orang Alim. wahai malaikat Ridwan bukalah pintu syuga unntuk kaum dermawan, dan yang lainnya menyusul.

Rep: Kisah Islami
Editor: Admin Pendidikan Gratis...
Satu suri tauladan lebih baik daripada seribu nasihat. Demikian motivasi yang tak asing didengar. Patut disyukuri, belakangan ini ragam kegiatan keagamaan dan keilmuan mulai marak di mana-mana.
Terlebih dengan akses informasi dan komunikasi yang kian berkembang pesat. Setidaknya orang jadi mudah mendapatkan informasi dan pengetahuan tentang kebaikan dan ilmu agama. Mulai dari kumpulan pengajian, majelis taklim, hingga nasihat dan pesan kebaikan yang disebar melalui internet atau media-media sosial lainnya.
Bagi seorang Muslim, semua itu tentunya bukan alasan yang menghalangi dirinya untuk menampilkan keteladanan dalam keseharian. Justru sebaliknya, menjadi motivasi yang menguatkan bahwa nasihat secara lisan saja tidak cukup tanpa amal dan contoh nyata di lapangan.
Dikisahkan, seorang anak kecil sangat suka makan manisan, sampai-sampai sang ibu merasa khawatir jika anak tersebut ketagihan. Berkali-kali sang ibu menasihati anak itu namun tidak mempan. Hingga akhirnya ibu itu menyuruh sang ayah untuk membawa anak itu kepada salah satu ulama di luar kota. Pergilah anak dan ayah itu menemui seorang ulama. Setibanya di rumah ulama, sang ayah mengadukan masalah anaknya yang berlebihan mengkonsumsi manisan. Ia berharap ulama itu menasihati anaknya.
Ulama itu berkata: Silakan pulang dahulu. Sebulan kemudian datanglah kemari dan mintalah nasihat kepadaku. Meski heran, ayah itu tetap pulang dan balik lagi setelah masa penantian itu berakhir.
Ulama itu bertanya: Wahai kau anak muda apakah kau masih suka makan manisan?” Anak itu mengiyakan pertanyaan tersebut.
“Mulai sekang kau harus mengurangi makan manisan karena orangtuamu khawatir membuatmu ketagihan,” Sang anak hanya mengangguk. Ayah itu merasa heran dan bertanya kepada ulama “Apakah sama jika nasihat yang kau berikan hari ini untuk anakku dengan nasihat yang seharusnya kau sampaikan bulan lalu?”
Ulama tersebut tersenyum, “Jika bulan lalu aku menasihati anakmu tentu ia tidak akan mengubah kebiasaannya. Karena aku juga suka makan manisan sebelumnya.”
Kisah ulama di atas mengajarkan pentingnya keteladanan dalam pendidikan atau dakwah. Apalagi jika teladan itu datang dari guru, orangtua, atau pemimpin.
Nasihat sekecil apapun akan bermakna jika diiringi dengan teladan yang baik. Bukan sebatas berkoar apalagi jika hanya pencitraan semata tanpa implementasi nyata di lapangan.
Kini, saatnya memulai pembibitan generasi unggul tersebut. Salah satunya dengan menanamkan ilmu dan adab kepada anak-anak di setiap keadaan.
Sebab menuntut ilmu tak hanya berlaku di sekolah formal, tapi nilai pendidikan itu juga ada di keluarga, lingkungan, dan masyarakat umum.

Rep: Hidcom
Editor: Admin Pendidikan Gratis...
SETIAP anggota keluarga memiliki porsi cinta dan kasih sayang masing-masing. Demikian fitrah yang digariskan bagi setiap manusia yang menjalani bingkai kehidupan berkeluarga.
Uniknya meski keluarga adalah orang-orang terdekat yang patut dikasihi dan dicintai, Allah Subhanahu Wata’ala justru mengingatkan hal sebaliknya.
Keadaan yang sangat bertolak belakang dengan sebelumnya. Yaitu, mereka juga bisa jadi musuh bagimu maka berhati-hati dengannya.

Allah berfirman:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِنَّ مِنْ أَزْوَاجِكُمْ وَأَوْلَادِكُمْ عَدُوًّا لَكُمْ فَاحْذَرُوهُمْ وَإِنْ تَعْفُوا وَتَصْفَحُوا وَتَغْفِرُوا فَإِنَّ اللَّهَ غَفُورٌ رَحِيمٌ

 “Hai orang-orang mukmin, sesungguhnya di antara istri-istrimu dan anak-anakmu ada yang menjadi musuh bagimu maka berhati-hatilah kamu terhadap mereka dan jika kamu memaafkan dan tidak memarahi serta mengampuni (mereka) maka sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS: at-Taghabun [64]: 14)
Disebutkan, alaram itu menyala jika keluarga tak lagi berfungsi sebagaimana fitrahnya, tempat meraih sakinah (kebahagiaan) mawaddah (kasih sayang), dan rahmat.

Allah mengingatkan, meski berbalut ikatan cinta yang halal, namun potensi yang terkandung pada dorongan syahwat bisa saja lepas tak terkendali.
Ibarat seekor kuda yang lepas dari tali kekangnya, hewan tunggangan yang semula jinak dan bersahabat tadi tiba-tiba berubah menjadi liar dan memusuhi tuannya sendiri.Alhasil, semangat yang terbangun dalam keluarga bukan lagi spirit tanashuh (saling menasihati) dalam amal shalih dan ketaatan. Namun ia berubah menjadi sarana dalam mengerjakan keburukan dan kemaksiatan.
Imam al-Qadhi Abu Bakar bin al-Arabi berkata: Permusuhan yang terjadi di sini bukanlah secara hukum asal karena istri dan anak itu pada hakikatnya adalah karunia dari Allah.Mereka berubah menjadi musuh atau lawan karena adanya perilaku menyimpang dan sifat buruk yang dipunyai anggota keluarga tersebut.
Sedang tiadalah perbuatan paling buruk dan dimusuhi oleh Allah kecuali yang berusaha memalingkan kecintaan seorang hamba kepada Tuhannya. Lebih jauh, Abdurrahman as-Sa’di dalam Tafsir as-Sa’di menguatkan, tidaklah Allah menyebut sebagian keluarga sebagai musuh kecuali karena dampak yang ditimbulkan benar-benar berbahaya. Ibarat musuh dalam suatu peperangan, maka yang musuh fikirkan hanyalah satu saja. Yaitu menjerumuskan lawannya kepada kebinasaan.
Inilah puncak badai yang terjadi dalam sebuah keluarga. Ketika di antara anggota keluarga justru saling menjauhkan dari beramal shalih dan taat kepada Allah. Untuk itu, al-Hasan al-Bashri menyatakan: kata “min azwajikum wa auladikum” bermakna sebagian saja (li at-tab’idh). 
Sebab hukum asal suatu pernikahan dalam Islam adalah sunnah. Sebagai sarana dan alat peraga efektif untuk saling menguatkan dalam hal kebaikan dan ketaatan di antara sesama mereka.
Dalam masyarakat, keluarga juga menjadi simpul awal dalam memproses potensi amanah dan kepemimpinan seseorang. Di saat yang sama, keluarga juga menjadi pondasi dasar seorang anak beroleh ilmu dari kedua orang tuanya.
Imam Ibnu Katsir lalu mengutip sebuah hadits yang diceritakan oleh Abu Malik al-Asy’ari. Nabi bersabda, ”Bukanlah permusuhan ini yang jika kalian membunuhnya maka kalian lalu merasa mendapatkan kemenangan. Sebagaimana kalian tak juga dapat jaminan masuk surga jika kalian terbunuh dan dikalahkan dalam permusuhan ini. Sebab boleh jadi musuh-musuhmu tak lain adalah anak keturunan yang lahir dari rahim tulang rusukmu sendiri.” (Riwayat ath-Thabrani).
Terakhir, Imam al-Qurthubi menyimpulkan tafsirannya, ayat ini mencakup perintah berhati-hati secara umum, baik kepada laki-laki sebagai suami maupun perempuan sebagai istri.
Meskipun secara tersurat lebih ditujukan kepada laki-laki sebagai nakhoda utama dalam sebuah keluarga. Namun dalam tataran realitas, tak ada jaminan jika titik permasalahan itu selalu bersumber dari istri dan anak. Sebab boleh jadi biang permusuhan itu justru datang dari sang suami yang notabene selaku kepala keluarga

Rep: Masykur Abu Jaulah
Editor: Admin Pendidikan Gratis...
Tentu saja beragam respon bermunculan, terlebih ungkapan hebat itu muncul saat Indonesia baru saja lahir sebagai bangsa. Namun, pernah kah kita sadari bahwa sebuah kalimat hebat tidak mungkin lahir dari hati dan pikiran yang tak bernilai?

Bernilai artinya punya etos juang tinggi, empati mendalam terhadap penderitaan bangsanya sendiri. Dan, itulah yang dirasakan oleh para pahlawan bangsa terdahulu.

Dan, karen aitu, Albert Einstein (1879 – 1955) lebih mendorong penduduk dunia menjadi manusia yang bernilai. “Cobalah untuk tidak menjadi seorang yang sukses, tapi jadilah seorang yang bernilai.”

Ungkapan ini terasa relevan di zaman sekarang. Faktanya memang tidak sedikit. Misalnya ada anak yang malas belajar tapi lulus juga. Kalau standar sukses adalah lulus, maka buat apa lulus tanpa nilai pribadi yang kuat.

Oleh karena itu, Islam sangat mengutuk orang yang tidak mau berpikir. Ibn Al-Jauzi dalam kitabnya “Shaidul Khatir” menulis, “Barang siapa yang menggunakan pikirannya yang jernih, niscaya ia akan menunjukkan untuk mencari kedudukan ang paling mulia, dan mencegahnya dari sikap ridha terhadap kekurangan dalam segala hal.”

“Maka,” lanjut Ibn Al-Jauzi, “Seorang yang berakal sudah seyogyanya bisa sampai pada puncak dari apa yang dia mampu. Sekiranya masuk akal bagi seorang anak manusia untuk naik ke langit, maka menurutku merupakan kekurangan yang paling jelek kalau dia sudah merasa puas di bumi.

Seandainya kenabian bisa diraih dengan kesungguhan upaya, maka menurutku orang yang bermalas-malasan untuk merahnya berada di jurang kehinaan yang dalam. Hanya saja kalau itu semua memang tidak mungkin, maka seharusnya dia mencari apa yang mungkin (dia lakukan).

Dan, sejarah hidup yang elok menurut para ahli hikmah adalah keluarnya jiwa menuju puncak kesempurnaannya mungkin bisa digapai dalam bidang ilmu dan amal.”

Capaian anak Adam memang tidak bisa sim salabim, sekali jadi, atau sistem kebut semalam. Ada proes yang harus dilalui, ada ‘mahar’ yang mesti dibayar. Sekedar menemukan lampu pijar, Edison harus rela melakukan 1000 kali lebih percobaan. Bahkan Sultan Muhammad Al-Fatih bisa menaklukkan Konstantinopel setelah berabad-abad lamanya cita-cita tinggi keluarga khalifah ingin mewujudkannya.

Oleh karena itu, sebagai apapun diri kita, di usia berapapun, dan dimanapun berada, cita-cita hendaknya terus berkobar-kobar di dalam dada.

Ibn Al-Jauzi memberikan saran yang sangat realistis bagi kita semua. “Sekiranya engkau bisa melewati setiap sosok ulama dan ahli zuhud, maka lakukanlah. Karena mereka adalah manusia (biasa), dan engkau pun juga manusia (biasa). Dan tidaklah seseorang duduk (berpangku tangan) kecuali dikarenakan hina dan rendahnya cita-cita.”

Cita-cita Rasulullah

Dalam riwayat Ahmad dan An-Nasa`i, dari Abu Sukainah radhiyallahu ‘anhu dari salah seorang shahabat Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam lainnya dengan sanad yang jayyid, disebutkan:

لَمَّاأَمَرَالنَّبيُّصَلَّىاللهُعَلَيْهِوَسَلَّمَبِحَفْرِالْخَنْدَقِعَرَضَتْلَهُمْصَخْرَةٌحَالَتْبَيْنَهُمْوَبَيْنَالْحَفْرِفَقَامَرَسُوْلُاللهِصَلَّىاللهُعَلَيْهِوَسَلَّمَوَأَخَذَالْمِعْوَلَوَوَضَعَرِدَاءَهُنَاحِيَةَالْخَنْدَقِوَقَالَ: تَمَّتْكَلِمَةُرَبِّكَصِدْقًاوَعَدْلاًلاَمُبَدِّلَلِكَلِمَاتِهِوَهُوَالسَّمِيْعُالْعَلِيْمُ. فَنَدَرَثُلُثُالْحَجَرِوَسَلْمَانُالْفَارِسِيُّقَائِمٌيَنْظُرُفَبَرَقَمَعَضَرْبَةِرَسُوْلِاللهِصَلَّىاللهُعَلَيْهِوَسَلَّمَبَرْقَةٌثُمَّضَرَبَالثَّانِيَةَوَقَالَ: تَمَّتْكَلِمَةُرَبِّكَصِدْقًاوَعَدْلاًلاَمُبَدِّلَلِكَلِمَاتِهِوَهُوَالسَّمِيْعُالْعَلِيْمُ. فَنَدَرَالثُّلُثُاْلآخَرُفَبَرَقَتْبَرْقَةٌفَرَآهَاسَلْمَانُثُمَّضَرَبَالثَّالِثَةَوَقَالَ: تَمَّتْكَلِمَةُرَبِّكَصِدْقًاوَعَدْلاًلاَمُبَدِّلَلِكَلِمَاتِهِوَهُوَالسَّمِيْعُالْعَلِيْمُ. فَنَدَرَالثُّلُثُالْبَاقِيوَخَرَجَرَسُوْلُاللهِصَلَّىاللهُعَلَيْهِوَسَلَّمَفَأَخَذَرِدَاءَهُوَجَلَسَ،قَالَسَلْمَانُ: يَارَسُوْلَاللهِرَأَيْتُكَحِيْنَضَرَبْتَمَاتَضْرِبُ َرْبَةًإِلاَّكَانَتْمَعَهَابَرْقَةٌ. قَالَلَهُرَسُوْلُاللهِصَلَّىاللهُعَلَيْهِوَسَلَّمَ: يَاسَلْمَانُ،رَأَيْتَذَلِكَ؟فَقَالَ: إِي،وَالَّذِيبَعَثَكَبِالْحَقِّيَارَسُوْلَاللهِ. قَالَ: فَإِنِّيحِيْنَضَرَبْتُالضَّرْبَةَاْلأُولَىرُفِعَتْلِيمَدَائِنُكِسْرَىوَمَاحَوْلَهَاوَمَدَائِنُكَثِيْرَةٌحَتَّىرَأَيْتُهَابِعَيْنَيَّ. قَالَلَهُمَنْحَضَرَهُمِنْأَصْحَابِهِ: يَارَسُوْلَاللهِ،ادْعُاللهَأَنْيَفْتَحَهَاعَلَيْنَاوَيُغَنِّمَنَادِيَارَهُمْوَيُخَرِّبَبِأَيْدِيْنَابِلاَدَهُمْ. فَدَعَارَسُوْلُاللهِصَلَّىاللهُعَلَيْهِوَسَلَّمَبِذَلِكَ. ثُمَّضَرَبْتُالضَّرْبَةَالثَّانِيَةَفَرُفِعَتْلِيمَدَائِنُقَيْصَرَوَمَاحَوْلَهَاحَتَّىرَأَيْتُهَابِعَيْنَيَّ. قَالُوا: يَارَسُوْلَاللهِادْعُاللهَأَنْيَفْتَحَهَاعَلَيْنَوَيُغَنِّمَنَادِيَارَهُمْوَيُخَرِّبَبِأَيْدِيْنَابِلاَدَهُمْ. فَدَعَارَسُولُاللهِصَلَّىاللهُعَلَيْهِوَسَلَّمَبِذَلِكَ. ثُمَّضَرَبْتُالثَّالِثَةَفَرُفِعَتْلِيمَدَائِنُالْحَبَشَةِوَمَاحَوْلَهَامِنَالْقُرَىحَتَّىرَأَيْتُهَابِعَيْنَيَّ. قَالَرَسُوْلُاللهِصَلَّىاللهُعَلَيْهِوَسَلَّمَعِنْدَذَلِكَ: دَعُواالْحَبَشَةَمَاوَدَعُوْكُمْ،وَاتْرُكُواالتُّرْكَمَاتَرَكُوْكُمْ

“Ketika Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan penggalian Khandaq, ternyata ada sebongkah batu sangat besar menghalangi penggalian itu. Lalu Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bangkit mengambil kapak tanah dan meletakkan mantelnya di ujung parit, dan berkata: “Telah sempurnalah kalimat Rabbmu (Al-Qur`an) sebagai kalimat yang benar dan adil. Tidak ada yang dapat mengubah-ubah kalimat-kalimat-Nya dan Dialah yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” Terpecahlah sepertiga batu tersebut. Salman Al-Farisi ketika itu sedang berdiri memandang, dia melihat kilat yang memancar seiring pukulan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Kemudian beliau memukul lagi kedua kalinya, dan membaca: “Telah sempurnalah kalimat Rabbmu (Al-Qur`an) sebagai kalimat yang benar dan adil. Tidak ada yang dapat mengubah-ubah kalimat-kalimat-Nya dan Dia-lah yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” Pecah pula sepertiga batu itu, dan Salman melihat lagi kilat yang memancar ketika Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam memukul batu tersebut. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam memukul sekali lagi dan membaca: “Telah sempurnalah kalimat Rabbmu (Al-Qur`an) sebagai kalimat yang benar dan adil. Tidak ada yang dapat mengubah-ubah kalimat-kalimat-Nya dan Dia-lah yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” Dan untuk ketiga kalinya, batu itupun pecah berantakan. Kemudian beliau mengambil mantelnya dan duduk. Salman berkata: “Wahai Rasulullah, ketika anda memukul batu itu, saya melihat kilat memancar.” Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata kepadanya: “Wahai Salman, engkau melihatnya?” Kata Salman: “Demi Dzat yang mengutus anda membawa kebenaran, betul wahai Rasulullah.”

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Ketika saya memukul itu, ditampakkan kepada saya kota-kota Kisra Persia dan sekitarnya serta sejumlah kota besarnya hingga saya melihatnya dengan kedua mata saya.”

Para shahabat yang hadir ketika itu berkata: “Wahai Rasulullah, doakanlah kepada Allah agar membukakannya untuk kami dan memberi kami ghanimah rumah-rumah mereka, dan agar kami hancurkan negeri mereka dengan tangan-tangan kami.”

Maka Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam pun berdoa. “Kemudian saya memukul lagi kedua kalinya, dan ditampakkan kepada saya kota-kota Kaisar Romawi dan sekitarnya hingga saya melihatnya dengan kedua mata saya.”

Para shahabat berkata: “Wahai Rasulullah, berdoalah kepada Allah agar membukakannya untuk kami dan memberi kami ghanimah rumah-rumah mereka, dan agar kami hancurkan negeri mereka dengan tangan-tangan kami.”

Maka Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam pun berdoa. “Kemudian pada pukulan ketiga, ditampakkan kepada saya negeri Ethiopia dan desa-desa sekitarnya hingga saya melihatnya dengan kedua mata saya.”

Lalu beliau berkata ketika itu: “Biarkanlah Ethiopia (Habasyah) selama mereka membiarkan kalian, dan tinggalkanlah Turki selama mereka meninggalkan kalian.”

Sepeninggal Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, terjadilah apa yang diberitakan oleh beliau. Kedua negara adikuasa masa itu berhasil ditaklukkan kaum muslimin, dengan izin Allah.

Jadi, milikilah cita-cita tinggi, dan gantungkan cita-cita itu kepada Allah yang memiliki sifat Ash-Shomad (tempat segala sesuatu bergantung). Sebab, jika Allah yang menghendaki, apapun pasti terjadi, termasuk cita-cita dari para hamba-Nya. Wallahu a’lam.

Rep: Hidcom
Editor: Admin Pendidikan Gratis...
Polusi udara untuk pertama kali disebut sebagai penyumbang utama kematian dan cacat yang disebabkan oleh strok, terutama negara-negara berkembang.
polusi udara, baik yang dihasilkan dari pembakaran dalam kegiatan memasak atau asap lalu lintas di luar rumah, berada di antara peringkat sepuluh penyebab stroke, bersama dengan resiko yang telah dikenal seperti perokok, tekanan darah tinggi dan obesitas.
Satu tim peneliti internasional, sebagaimana dimuat Kuala Lumpur Post dari AFP belum lama ini, telah menganalisis data dari sejumlah penelitian, laporan, dan data statistik resmi, untuk mengetahui risiko stroke di 188 negara dari tahun 1990-2013.
“Temuan mencolok dari studi kami, proporsi tinggi atas stroke disebabkan oleh polusi udara lingkungan, terutama di negara-negara berkembang,” kata seorang tim studi, Valery Feigin, dari Auckland University of Technology, Selandia Baru.
Para peneliti mengatakan, polusi udara sebagai penyebab stroke merupakan penelitian pertama di dunia terkait dampaknya terhadap kesehatan, yang dalam beberapa tahun masyarakat menjadi sakit, cacat, atau meninggal karena stroke.
Sekitar 15 juta orang di seluruh dunia menderita stroke setiap tahun, yang menyebabkan enam juta orang meninggal dan lima juta tersisa dalam kondisi cacat — termasuk kehilangan penglihatan atau kemampuan bicara, kelumpuhan, dan kehilangan daya ingat.
Secara global, meskipun terdapat perbedaan besar pada setiap negara dan wilayah, faktor risiko stroke adalah tekanan darah tinggi, diet rendah buah, kelebihan berat badan, makan terlalu banyak garam, merokok, dan tidak cukup makan sayuran, kata tim.
Pencemaran lingkungan berada pada posisi ketujuh, dan polusi udara rumah tangga yang berasal dari bahan bakar padat berada di urutan kedelapan. Kemudian diet rendah biji-bijian dan gula darah tinggi melengkapi sepuluh besar.
Para peneliti menemukan bahwa 90,5 persen dari penyebab stroke disebabkan “sejumlah faktor “, terutama perilaku merokok, makan terlalu banyak gula dan tidak berolahraga cukup, serta masalah kesehatan yang terkait, seperti diabetes dan penyakit jantung.
Mengontrol faktor gaya hidup, yang berperan besar di negara-negara kaya daripada negara miskin, “Dapat mencegah sekitar tiga-perempat dari stroke di seluruh dunia,” kata Feigin.
Konsumsi Gula Naik, Merokok Menurun
Penelitian ini juga mencatat, polusi udara sebagai “faktor penyebab”, memberi arti bahwa masyarakat atau pemerintah mesti dapat melakukan sesuatu perubahan.
“Temuan ini penting untuk kampanye pendidikan, perencanaan berbasis bukti, pengaturan prioritas,dan alokasi sumber daya dalam pencegahan stroke,” tulis tim peneliti, yang juga dimuat di The Lancet Neurology.
“Polusi udara telah muncul sebagai kontributor signifikan penyebab stroke, terutama di negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah, dan karena itu mengurangi paparan polusi udara harus menjadi salah satu prioritas utama untuk mengurangi penyebab stroke pada negara-negara ini.”
Di negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah di Asia dan Afrika, hampir seperlima dari penyebab stroke disebabkan polusi udara rumah tangga, sementara persentase yang sama untuk polusi udara ambien (di luar rumah) terjadi di China dan India.
Polusi udara dapat meningkatkan risiko stroke melalui kenaikan tekanan darah, pengerasan pembuluh darah, atau penyumbatan pembuluh darah.
Faktor risiko yang kontribusinya menyusut antara tahun 1990 dan 2013 adalah penggunaan tembakau, kata tim peneliti, terutama di negara-negara maju.
Faktor risiko stroke yang tumbuh paling cepat adalah konsumsi minuman ringan manis.

Rep: Hidcom
Editor: Admin Pendidikan Gratis...
Diriwayatkan dari Abu Hurairah Ra, ia berkata, ada seorang yang datang kepada  Nabi saw, seraya bertanya, "Wahai Rasulullah, sedekah apakah yang paling besar pahalanya?" Beliau menjawab, "bersedekahlah selama kamu masih sehat, bakhil (suka harta), takut miskin, dan masih berkeinginan untuk kaya, dan jangan kamu menunda-nunda sehingga apabila nyawa sudah sampai di tenggorokan maka kamu baru berkata, untuk fulan sekian dan untuk fulan sekian, padahal harta itu sudah menjadi harta si fulan (ahli warisnya)."
(Muttafaqun'alaih)
 Hadits di atas memberikan pelajaran penting kepada kita mengenai saat sedekah yang akan diganjar dengan pahala yang besar oleh Allah swt, salah satunya adalah bersekah saat diri kita sedang sehat,
jangan sampai nikmat sehat yang Allah swt anugrahkan kepada kita kurang dari amal sholeh, salah satunya kurang dari sedekah, selain pahala besar, ketika kita bersedekah pada saat sehat akan menjadikan kita golongan orang yang menyegerakan amal kebaikan,
selain itu bersedekah pada saat diri kita sehat sama dengan mensyukuri nikmat kesehatan,itu karena bukti mensyukuri nikmat sehat adalah mempergunakan nikmat sehat itu dengan melakukan ke taatan kepada-Nya salah satunya mengisi nikmat sehat dengan banyak bersedekah.


Rep: Hidcom
Editor: Admin Pendidikan Gratis...

- Copyright © Pendidikan Gratis Anak Indonesia -Shinpuru v2- Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -