Kenapa harus sombong? Apa sebenarnya yang harus disombongkan? Meski cerdas dan berilmu tapi tidak sebanding kecerdasan dan keilmuannya dibandingkan Nabi Muhammad SAW. Mungkin dia tampan dan gagah tapi tidak seberapa dibandingkan Nabi Yusuf. Kalaulah kaya tentu tidak sebanding dengan kayanya Nabi Sulaiman. Terus mengapa harus malas beribadah, dan beramal sholeh?
Ada kisah seorang pengajar di Surabaya, dia masih muda, gagah, cerdas dan kaya. Kehadirannya selalu ditunggu, keberadaannya membuat semangat orang lain dan menjadi idola bagi kaum hawa. Namun semuanya justru mulai menumbuhkan rasa lebih baik dibandingkan orang lain dan lama kelamaan menjadi sombong.
Sehingga mulai sering terlontar dari ucapannya bahwa saya gagah dan sehat karena terjaga menu makanannya yang bergizi, teratur waktu tidurnya dan rajin berolah raga. Dia bisa cerdas karena ketekunannya dalam belajar dan diskusi untuk mengasah kemampuannya.
Adapaun kekayaan yang dimiliki karena sangat hemat, tidak boros dan memplaning segala keuangannya. Ucapannya sudah menjalar terhadap sikap dan perbuatan yang sombong sehingga kepada Tuhannya saja tidak ingat.
Kemudian Allah menguji dengan sebuah penyakit. Penyakit tersebut sebenarnya tidak keren (seperti kangker, tumor, jantung) untuk diceritakan, apalagi untuk orang sekelas dia. Penyakit itu sepele yaitu bisul.
Namun letak bisul ini yang sangat strategis sehingga menjadikan penyakit ini menjadi tidak sepele lagi. Posisi tumbuhnya bisulnya di dekat lubang anus (maaf, tempat keluarnya BAB).
Pada awalnya tidak dirasa hanya ada benjolan saja, hari berikutnya mulai sakit jika hendak BAB. Hari ketiga mulai terasa “Cenut-cenut”, jangankan BAB, buang angin saja mulai terasa sakit.
Hari itu juga mulai terpikir untuk tidak lagi makan, karena makanan mengakibatkan dia harus BAB atau buang angin. Padahal dia tadi mengaku cerdas, bagaimana orang bisa bertahan hidup kalau tidak ada makanan yang terkonsumsi oleh tubuh.
Tiga hari pertama dia menyembunyikan penyakitnya karena malu apalagi harus pergi ke dokter. Namun ketika hari keempat dan tidak bisa bergerak ke mana-mana, teman-temannya mengangkat ke RS. Di sanalah teman-temannya mulai mengetahui penyakitnya.
Menurut dokter, penyakit ini perlu operasi, sebenarnya operasi ringan saja tapi tidak bisa langsung hari ini,“menunggu matangnya” kata dokter. “Mungkin juga karena bau anusnya juga tidak tahan dokternya” kata temannya.
Operasi kecil dan sederhana tapi ternyata memerlukan waktu yang sangat lama dan berhari-hari. Setelah dioperasi ternyata, dia mengalami depresi atau turun mental sehingga harus dirawat di bagian syaraf dan rajin ke psikister.
Akhirnya tubuh gagah yang dibanggakan menjadi menjadi kurus kering, otak cerdas yang disebut-sebut menjadi sedikit eror, harta yang dikumpulkan habis untuk operasi dan biaya perawatannya. Kesombongan bisa runtuh hanya dengan penyakit bisul. Mari berbagi untuk saudara dengan tidak menyombongkan apa yang kita miliki karena semua berakhir.
Ada kisah seorang pengajar di Surabaya, dia masih muda, gagah, cerdas dan kaya. Kehadirannya selalu ditunggu, keberadaannya membuat semangat orang lain dan menjadi idola bagi kaum hawa. Namun semuanya justru mulai menumbuhkan rasa lebih baik dibandingkan orang lain dan lama kelamaan menjadi sombong.
Sehingga mulai sering terlontar dari ucapannya bahwa saya gagah dan sehat karena terjaga menu makanannya yang bergizi, teratur waktu tidurnya dan rajin berolah raga. Dia bisa cerdas karena ketekunannya dalam belajar dan diskusi untuk mengasah kemampuannya.
Adapaun kekayaan yang dimiliki karena sangat hemat, tidak boros dan memplaning segala keuangannya. Ucapannya sudah menjalar terhadap sikap dan perbuatan yang sombong sehingga kepada Tuhannya saja tidak ingat.
Kemudian Allah menguji dengan sebuah penyakit. Penyakit tersebut sebenarnya tidak keren (seperti kangker, tumor, jantung) untuk diceritakan, apalagi untuk orang sekelas dia. Penyakit itu sepele yaitu bisul.
Namun letak bisul ini yang sangat strategis sehingga menjadikan penyakit ini menjadi tidak sepele lagi. Posisi tumbuhnya bisulnya di dekat lubang anus (maaf, tempat keluarnya BAB).
Pada awalnya tidak dirasa hanya ada benjolan saja, hari berikutnya mulai sakit jika hendak BAB. Hari ketiga mulai terasa “Cenut-cenut”, jangankan BAB, buang angin saja mulai terasa sakit.
Hari itu juga mulai terpikir untuk tidak lagi makan, karena makanan mengakibatkan dia harus BAB atau buang angin. Padahal dia tadi mengaku cerdas, bagaimana orang bisa bertahan hidup kalau tidak ada makanan yang terkonsumsi oleh tubuh.
Tiga hari pertama dia menyembunyikan penyakitnya karena malu apalagi harus pergi ke dokter. Namun ketika hari keempat dan tidak bisa bergerak ke mana-mana, teman-temannya mengangkat ke RS. Di sanalah teman-temannya mulai mengetahui penyakitnya.
Menurut dokter, penyakit ini perlu operasi, sebenarnya operasi ringan saja tapi tidak bisa langsung hari ini,“menunggu matangnya” kata dokter. “Mungkin juga karena bau anusnya juga tidak tahan dokternya” kata temannya.
Operasi kecil dan sederhana tapi ternyata memerlukan waktu yang sangat lama dan berhari-hari. Setelah dioperasi ternyata, dia mengalami depresi atau turun mental sehingga harus dirawat di bagian syaraf dan rajin ke psikister.
Akhirnya tubuh gagah yang dibanggakan menjadi menjadi kurus kering, otak cerdas yang disebut-sebut menjadi sedikit eror, harta yang dikumpulkan habis untuk operasi dan biaya perawatannya. Kesombongan bisa runtuh hanya dengan penyakit bisul. Mari berbagi untuk saudara dengan tidak menyombongkan apa yang kita miliki karena semua berakhir.
- Back to Home »
- Buka Hati dan Pikiran , Cerita Menggugah , Kisah Nyata Inspiratif »
- Bisul Kesombongan
