Kata kedua yang hampir semua orang ucapkan kepada pasien atau keluarga pasien yaitu kata sabar. Kata tersebut memiliki sugesti positif bagi yang mengucapkan dan yang mendengarkannya. Tentu terucapkan dari bibir yang jujur bukan sekedar basa-basi.

Sebenarnya kata sabar bagi orang miskin sudah melekat pada dirinya sebab kalau tidak sabar dengan kemiskinannya maka sudah lama mungkin gantung diri atau stress. Sehingga ketika sakit datang menghampiri orang-orang miskin maka mereka tinggal meningkatkan dosis kesabarannya.

Sabar bukan benteng terakhir tapi wujud ketidakberdayaan orang-orang beriman kepada Allah. Sabar harus menjadi karakter setiap orang beriman, sebab dalam hidup ini seringkali harapan tidak sesuai dengan kenyataan, mau sehat tapi diberi sakit, mau kaya tapi masih miskin dan lain sebagainya.

Sabar juga bukan gerakan pasif untuk menunggu taqdir dengan tidur atau merenungi nasib sepanjang hari. Justru sabar itu harus aktif mencari taqdir Allah yang lain dengan banyak ikhtiar dan berdoa.

Ada juga orang yang salah paham jika diberi nasehat sabar,“Sabar, sabar..orang sudah mau mati begini disuruh sabar!“ atau“enak betul ngomong sabar, coba kalau situ yang mendapat musibah apa juga bisa sabar“

Ajaran sabar itu bersifat universal. Artinya semua agama, adat dan di seluruh pelosok dunia istilah sabar itu sangat melekat. Anjuran sabar itu lintas budaya, daerah dan usia. Sebab musibah sakit atau kesulitan hidup itu bisa menimpa semua orang

Bahkan ada yang harus menamakan anaknya dengan nama“sabar“, bukankah nama itu doa. Mungkin proses kelahiran atau masa kecil penuh dengan kesulitan. Bisa juga ada harapan dari orang tua bahwa anaknya bisa menjadi anak yang sabar karena sudah terbayang oleh orangtuanya betapa berat perjalanan hidup yang akan ditempuh anaknya ke depan.

Orang yang paling sabar di dunia ini adalah para nabi dan rasul. Merekalah yang dipilih oleh Allah menjadi figur teladan namun sebelum menjadi teladan mereka sudah teruji kesabarannya dengan berbagai tantangan dari musuh-musuh Allah yang mengintimidasi, menteror dan menyiksa sedemikian rupa. Pahala orang yang bersabar itu besar sebesar masalah yang dihadapinya.

Contoh nabi yang diuji dengan sakit adalah Nabi Ayyub. Padahal dia seorang nabi yang dipilih, sudah mapan kehidupan keluarganya tapi anaknya mati satu persatu karena sakit dan terakhir beliau sendiri. Ada jawaban yang diluar dugaan manusia biasa ketika beliau ditanya kenapa tidak berdoa kepada Allah untuk minta kesembuhan dari sakit yang dideritanya.“Aku malu sama Allah, sudah bertahun-tahun aku diberi kesehatan, ini baru diberi sakit beberapa bulan sudah minta kesehatan lagi“. Ini jawabanorang yang tingkat keimanan dan kesabarannya sudah sangat tinggi.


Kembali kepada kesabaran orang sakit. Jangan sampai pasien hanya kenyang dengan nasehat sabar tapi tidak didukung atau dikondosikan menjadi orang yang sabar dan merasakan nikmatnya bersabar. Orang-orang dekatnya yang harus berusaha senantiasa menjaga stabilitas mental dan hatinya

- Copyright © Pendidikan Gratis Anak Indonesia -Shinpuru v2- Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -