Bulan Ramadhan sebentar lagi tiba, kesempatan berlomba-lomba dalam kebaikan terbuka lebar di depan mata dengan pahala berlipat ganda dari bulan-bulan biasanya. Menolong anak jalanan merupakan amalan termudah yang bisa kita lakukan, berdasarkan data Kemensos, saat ini terdapat 230 ribu anak jalanan di Indonesia dan tersebar di seluruh kota besar di Indonesia. Namun, karena minimnya pengetahuan masih banyak diantara kita yang terjebak dalam cara beramal yang tidak tepat salah satunya kita beranggapan memberikan uang receh kepada anak jalanan akan membantu mereka dari masalah hidupnya yang terlantar. Padahal, penelantaran anak adalah sebuah sistem, dan memberi anak jalanan uang saja nggak akan cukup menghancurkan sistem tersebut. Salah-salah, uang tersebut malah akan mereka ‘setor’ ke orang dewasa yang berniat mengeksploitasi mereka.
Sebenarnya yang mereka butuhkan adalah perlindungan, pengasuhan, pendidikan serta motivasi untuk keluar dari kerasnya kehidupan di jalan. Beberap yang dapat kita lakukan
1. Menjadi Relawan
Menjadi relawan, disini kita bisa terjun langsung kelapangan membantu mereka. Berjumpa dengan mereka, mendengar keluh kesah dan kesulitan yang mereka alami. Kita pun berkesempatan untuk berbagi ilmu yang kita miliki dengan mereka. Tidak usah minder, kamu tidak mesti mengajar layaknya seorang guru sekolah, tapi kita bisa menjadi teman bermain dan juga mendampingi mereka dalam tiap kegiatan. Kegiatan yang kita lakukan pun bisa beragam: mulai dari belajar, membaca, menulis, menggambar dan sebagainya. Kita bisa melihat perbedaan sudut pandang antara kehidupan kita dan mereka dalam melihat dunia, paradigma mereka dalam mengarungi bahtera kehidupan ini.
2. Berbuka Bersama Mereka
Mereka pasti amat senang jika ada orang yang peduli hingga menyiapkan santap buka bagi mereka sekaligus makan bersama mereka. Setelah acara makan-makan bisa diisi kegiatan seperti sholat bersama, tadarrusan, kuis keilmuan. Yang terpenting adalah menghargai pilihan dan kesukaan mereka: tanyakan langsung apa yang ingin mereka lakukan denganmu bersama-sama. Kita juga bisa belajar dari kemampuan yang mereka miliki!
3. Awasi Kinerja Pemerintah
Ketua Komnas Perlindungan Anak, Arist Merdeka Sirait via lintas.me
Undang-Undang Dasar 1945 mengamanatkan tanggung jawab untuk memelihara anak jalanan pada negara. Ini bukan berarti kita bisa lepas sama sekali. Justru, sebagai seorang warga, kita adalah bagian dari negara itu sendiri. Kita gak boleh lepas tangan. Kita punya peran khusus untuk mengawasi kinerja pemerintah (dan lembaga terkait) dalam ‘memelihara’ anak jalanan. Apakah semua usaha dilakukan dengan baik, atau malah eksistensi anak jalanan benar-benar “dipelihara” hingga semakin banyak jumlahnya?
Disini kita harus jeli dan vokal dalam mengawasi kinerja lembaga-lembaga seperti, Kementerian Negara Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kemenpppa), Kementerian Sosial melalui Program Kesejahteraan Sosial Anak, serta Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI). Tiga lembaga ini mewakili negara dalam hal perlindungan anak jalanan. Selain itu, kita juga bisa mengawasi LSM yang juga punya kepedulian untuk anak jalan. Contohnya, Komnas Perlindungan Anak (harap diingat bahwa ini lembaga yang berbeda dari KPAI). Selain di pusat, kita harusnya lebih gencar dalam pengawasan kinerja pemerintah provinsi dan kota kamu tinggal. Dengan adanya otonomi daerah tiap kota berhak mengeluarkan Perda-nya masing-masing. Untuk itu, silakan cek apakah kota kita sudah memiliki Perda yang melindungi anak jalanan atau belum? Jika belum, segera upayakan melalui wakil kamu di DPRD setempat, atau luncurkan petisi online. Jika provinsi/kota kita sudah punya Perda mengenai anak jalanan, pantau implementasi-nya.
4. Salurkan Donasi
Jika kita belum punya kesempatan untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan di atas, kita masih bisa ikut membantu mereka dengan berdonasi. Ingat ya, berdonasi tidak sama dengan memberi uang di tengah jalan. Donasikan dana kamu melalui badan-badan resmi dan sudah dipercaya dalam menyalurkan bantuan sosial seperti Rumah Zakat, Bazarnas, masjid dan lembaga sosial lainnya di kota kamu. Pastinya, kamu juga bisa menyumbangkan donasi ke yayasan yang langsung menangani masalah anak jalanan. Jadi ada banyak cara meringakan beban mereka tanpa harus memberikan sisa uang atau recehan yang bisa merusak perkembangan mereka kearah yang lebih baik, utamanya tekad untuk berusaha menjadi cerdas dengan usaha mandiri.
Sebenarnya yang mereka butuhkan adalah perlindungan, pengasuhan, pendidikan serta motivasi untuk keluar dari kerasnya kehidupan di jalan. Beberap yang dapat kita lakukan
1. Menjadi Relawan
Menjadi relawan, disini kita bisa terjun langsung kelapangan membantu mereka. Berjumpa dengan mereka, mendengar keluh kesah dan kesulitan yang mereka alami. Kita pun berkesempatan untuk berbagi ilmu yang kita miliki dengan mereka. Tidak usah minder, kamu tidak mesti mengajar layaknya seorang guru sekolah, tapi kita bisa menjadi teman bermain dan juga mendampingi mereka dalam tiap kegiatan. Kegiatan yang kita lakukan pun bisa beragam: mulai dari belajar, membaca, menulis, menggambar dan sebagainya. Kita bisa melihat perbedaan sudut pandang antara kehidupan kita dan mereka dalam melihat dunia, paradigma mereka dalam mengarungi bahtera kehidupan ini.
2. Berbuka Bersama Mereka
Mereka pasti amat senang jika ada orang yang peduli hingga menyiapkan santap buka bagi mereka sekaligus makan bersama mereka. Setelah acara makan-makan bisa diisi kegiatan seperti sholat bersama, tadarrusan, kuis keilmuan. Yang terpenting adalah menghargai pilihan dan kesukaan mereka: tanyakan langsung apa yang ingin mereka lakukan denganmu bersama-sama. Kita juga bisa belajar dari kemampuan yang mereka miliki!
3. Awasi Kinerja Pemerintah
Ketua Komnas Perlindungan Anak, Arist Merdeka Sirait via lintas.me
Undang-Undang Dasar 1945 mengamanatkan tanggung jawab untuk memelihara anak jalanan pada negara. Ini bukan berarti kita bisa lepas sama sekali. Justru, sebagai seorang warga, kita adalah bagian dari negara itu sendiri. Kita gak boleh lepas tangan. Kita punya peran khusus untuk mengawasi kinerja pemerintah (dan lembaga terkait) dalam ‘memelihara’ anak jalanan. Apakah semua usaha dilakukan dengan baik, atau malah eksistensi anak jalanan benar-benar “dipelihara” hingga semakin banyak jumlahnya?
Disini kita harus jeli dan vokal dalam mengawasi kinerja lembaga-lembaga seperti, Kementerian Negara Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kemenpppa), Kementerian Sosial melalui Program Kesejahteraan Sosial Anak, serta Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI). Tiga lembaga ini mewakili negara dalam hal perlindungan anak jalanan. Selain itu, kita juga bisa mengawasi LSM yang juga punya kepedulian untuk anak jalan. Contohnya, Komnas Perlindungan Anak (harap diingat bahwa ini lembaga yang berbeda dari KPAI). Selain di pusat, kita harusnya lebih gencar dalam pengawasan kinerja pemerintah provinsi dan kota kamu tinggal. Dengan adanya otonomi daerah tiap kota berhak mengeluarkan Perda-nya masing-masing. Untuk itu, silakan cek apakah kota kita sudah memiliki Perda yang melindungi anak jalanan atau belum? Jika belum, segera upayakan melalui wakil kamu di DPRD setempat, atau luncurkan petisi online. Jika provinsi/kota kita sudah punya Perda mengenai anak jalanan, pantau implementasi-nya.
4. Salurkan Donasi
Jika kita belum punya kesempatan untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan di atas, kita masih bisa ikut membantu mereka dengan berdonasi. Ingat ya, berdonasi tidak sama dengan memberi uang di tengah jalan. Donasikan dana kamu melalui badan-badan resmi dan sudah dipercaya dalam menyalurkan bantuan sosial seperti Rumah Zakat, Bazarnas, masjid dan lembaga sosial lainnya di kota kamu. Pastinya, kamu juga bisa menyumbangkan donasi ke yayasan yang langsung menangani masalah anak jalanan. Jadi ada banyak cara meringakan beban mereka tanpa harus memberikan sisa uang atau recehan yang bisa merusak perkembangan mereka kearah yang lebih baik, utamanya tekad untuk berusaha menjadi cerdas dengan usaha mandiri.
- Back to Home »
- Buka Hati dan Pikiran , Peduli Yatim , Pendidikan Anak »
- Memberi Recehan Pada Anak Jalanan Bukan Cara Yang Tepat
