Setiap manusia yang masih hidup di dunia ini pasti mempunyai masalah. Sebab dunia ini adalah lahan ujian manusia untuk menyelesaikan masalah. Ada istilah jangan hidup kalau tidak mau menghadapi masalah.
Masalah adalah sebuah keinginan yang tidak sesuai dengan kenyataan. Banyak orang stress, frustasi bahkan bunuh diri karena tidak mampu menghadapi masalah hidupnya. Mereka menganggap dengan kematian maka sudah selesai masalah padahal setelah kematian ada pertanggungjawaban masalah dan itulah masalah yang paling besar dihadapi manusia karena beresiko surga atau neraka.
Terkadang orang mengira dirinya adalah orang yang paling menderita dengan masalah yang dihadapinya, padahal masih banyak orang lain yang banyak dan berat masalahnya. Banyak psikiater, psikolog dan klinik-klinik konsultasi permasalahan kejiwaan antre setiap hari padahal mereka sebenarnya juga bermasalah.
Ada seorang pelajar putus sekolah karena suatu masalah dan memutuskan untuk pindah sekolah atau tidak mau sekolah. Padahal tidak ada jaminan, apakah ketika sekolah di tempat lain akan tidak ada masalah, ketika tidak sekolah berarti tidak masalah, ketika memilih bekerja maka bebas dari masalah, ketika di rumah saja juga tidak ada masalah.
Kemanapun kita berlari dan berdiri maka di sana sudah menunggu masalah. Maka ada peristiwa-peristiwa yang tragis, remaja yang pesta miras dan narkoba, kebut-kebutan di jalanan, pesta seks. Seolah mereka ingin lepas dari masalah padahal pilihannya itu malah menambah masalah baru yang lebih berat.
Masalah akan tetap menjadi masalah. Artinya tidak ada yang salah dengan adanya masalah tersebut tapi yang menjadi masalah adalah kita yang menghadapinya. Contohnya kita terjebak dalam perjalanan macet, itu adalah masalah. Jika kita marah dengan orang atau kendaraan yang ada di depan kita atau memaki-maki polisi,membunyikan klakson keras-keras maka sama saja menambah masalah. Namun jika kita mampu bersabar dan mengalihkan perhatian kemacetan dengan mendengarkan berita di radio, membaca buku, berdzikir maka akan lebih banyak bermanfaat karena hati dan pikiran terjaga dari prasangka buruk.
Kemudian jika kita merenungi dalam sejarah kehidupan manusia, maka manusia yang paling berat masalahnya adalah para nabi dan rosul. Merekalah orang-orang yang terpilih dan mendapatkan amanah lebih untuk menyampaikan risalah Allah. Mereka menghadapi banyak penolakan, tantangan, godaan dan ujian yang sangat berat. Namun dengan masalah tersebut mereka terantar menjadi manusia mulia karena masalah tersebut menjadikan komunikasi mereka dengan Allah menjadi lebih intens dengan doa dan ibadah yang dilakukannya.
Sehingga ketika mencoba bersikap dalam bingkai keimanan, bahwa kita harus yakin bahwa Allah maha mengetahui dan pasti mengetahui masalah yang kita hadapi, Allah maha mendengar yang pasti mendengar rintihan doa masalah-masalah yang kita munajatkan. Allah maha kuasa untuk bisa memberikan pertolongan dan solusi terhadap masalah kita. Tanpa melibatkan Allah dalam menghadapi masalah maka itu adalah masalah besar dan bisa dipastikan sia-sia usahanya.
Para nabi, rosul, ulama menjadikan masalah sebagai hadiah yang terindah untuk menjadi jembatan mereka merintih dalam doa, ibadah semakin kuat dan mujahadah semakin kencang. Dengan masalah maka ada dorongan motivasi dan energi yang kuat untuk yakin bahwa Allah pasti melihat, mendengar dan kuasa untuk memberikan pertolongan-Nya.
Kemudian masalah yang dihadapi orang-orang beriman adalah masalah-masalah agama, tauhid, dakwah dan tarbiyah. Mereka resah jika risalah Allah ini tidak sampai kepada masyarakat luas, mereka juga galau jika ada yang mengkacaukan ajaran agama ini.
Masalah mereka bukan masalah-masalah pribadi yang bersifat duniawi. Berbeda dengan masyarakat materialisme yang selalu berburu materi dan tidak puas dengan capaian-capain harta kekayaan yang dimilikinya sehingga korupsi dan menghalalkan segala cara untuk memenuhi masalah kekayaannya.
Sebab seringkali manusia itu terlena, jika tidak ada masalah atau masalah ringan-ringan saja. Hidup menjadi hambar dan kering tanpa masalah. Doa-doa yang dipanjatkan juga tidak lagi menggigit dan hanya lantunan tanpa rasa. Mujahadah juga biasa-biasa saja.
Masalah adalah hadiah terindah yang Allah berikan kepada orang-orang beriman. Keimanan seseorang teruji dengan masalah yang dihadapinya untuk meningkat derajatnya. Bukan berati kita harus mencari masalah tapi masalah harus dihadapi dalam kaca mata keimanan bukan dengan mencari kambing hitam. Wallahu a’lam bish shawwab.
Masalah adalah sebuah keinginan yang tidak sesuai dengan kenyataan. Banyak orang stress, frustasi bahkan bunuh diri karena tidak mampu menghadapi masalah hidupnya. Mereka menganggap dengan kematian maka sudah selesai masalah padahal setelah kematian ada pertanggungjawaban masalah dan itulah masalah yang paling besar dihadapi manusia karena beresiko surga atau neraka.
Terkadang orang mengira dirinya adalah orang yang paling menderita dengan masalah yang dihadapinya, padahal masih banyak orang lain yang banyak dan berat masalahnya. Banyak psikiater, psikolog dan klinik-klinik konsultasi permasalahan kejiwaan antre setiap hari padahal mereka sebenarnya juga bermasalah.
Ada seorang pelajar putus sekolah karena suatu masalah dan memutuskan untuk pindah sekolah atau tidak mau sekolah. Padahal tidak ada jaminan, apakah ketika sekolah di tempat lain akan tidak ada masalah, ketika tidak sekolah berarti tidak masalah, ketika memilih bekerja maka bebas dari masalah, ketika di rumah saja juga tidak ada masalah.
Kemanapun kita berlari dan berdiri maka di sana sudah menunggu masalah. Maka ada peristiwa-peristiwa yang tragis, remaja yang pesta miras dan narkoba, kebut-kebutan di jalanan, pesta seks. Seolah mereka ingin lepas dari masalah padahal pilihannya itu malah menambah masalah baru yang lebih berat.
Masalah akan tetap menjadi masalah. Artinya tidak ada yang salah dengan adanya masalah tersebut tapi yang menjadi masalah adalah kita yang menghadapinya. Contohnya kita terjebak dalam perjalanan macet, itu adalah masalah. Jika kita marah dengan orang atau kendaraan yang ada di depan kita atau memaki-maki polisi,membunyikan klakson keras-keras maka sama saja menambah masalah. Namun jika kita mampu bersabar dan mengalihkan perhatian kemacetan dengan mendengarkan berita di radio, membaca buku, berdzikir maka akan lebih banyak bermanfaat karena hati dan pikiran terjaga dari prasangka buruk.
Kemudian jika kita merenungi dalam sejarah kehidupan manusia, maka manusia yang paling berat masalahnya adalah para nabi dan rosul. Merekalah orang-orang yang terpilih dan mendapatkan amanah lebih untuk menyampaikan risalah Allah. Mereka menghadapi banyak penolakan, tantangan, godaan dan ujian yang sangat berat. Namun dengan masalah tersebut mereka terantar menjadi manusia mulia karena masalah tersebut menjadikan komunikasi mereka dengan Allah menjadi lebih intens dengan doa dan ibadah yang dilakukannya.
Sehingga ketika mencoba bersikap dalam bingkai keimanan, bahwa kita harus yakin bahwa Allah maha mengetahui dan pasti mengetahui masalah yang kita hadapi, Allah maha mendengar yang pasti mendengar rintihan doa masalah-masalah yang kita munajatkan. Allah maha kuasa untuk bisa memberikan pertolongan dan solusi terhadap masalah kita. Tanpa melibatkan Allah dalam menghadapi masalah maka itu adalah masalah besar dan bisa dipastikan sia-sia usahanya.
Para nabi, rosul, ulama menjadikan masalah sebagai hadiah yang terindah untuk menjadi jembatan mereka merintih dalam doa, ibadah semakin kuat dan mujahadah semakin kencang. Dengan masalah maka ada dorongan motivasi dan energi yang kuat untuk yakin bahwa Allah pasti melihat, mendengar dan kuasa untuk memberikan pertolongan-Nya.
Kemudian masalah yang dihadapi orang-orang beriman adalah masalah-masalah agama, tauhid, dakwah dan tarbiyah. Mereka resah jika risalah Allah ini tidak sampai kepada masyarakat luas, mereka juga galau jika ada yang mengkacaukan ajaran agama ini.
Masalah mereka bukan masalah-masalah pribadi yang bersifat duniawi. Berbeda dengan masyarakat materialisme yang selalu berburu materi dan tidak puas dengan capaian-capain harta kekayaan yang dimilikinya sehingga korupsi dan menghalalkan segala cara untuk memenuhi masalah kekayaannya.
Sebab seringkali manusia itu terlena, jika tidak ada masalah atau masalah ringan-ringan saja. Hidup menjadi hambar dan kering tanpa masalah. Doa-doa yang dipanjatkan juga tidak lagi menggigit dan hanya lantunan tanpa rasa. Mujahadah juga biasa-biasa saja.
Masalah adalah hadiah terindah yang Allah berikan kepada orang-orang beriman. Keimanan seseorang teruji dengan masalah yang dihadapinya untuk meningkat derajatnya. Bukan berati kita harus mencari masalah tapi masalah harus dihadapi dalam kaca mata keimanan bukan dengan mencari kambing hitam. Wallahu a’lam bish shawwab.